Sumber-sumber yang dilaporkan oleh jaringan NBC Amerika, mengungkapkan bahwa Biden bahkan menggunakan kata-kata kasar untuk mengekspresikan ketidakpuasannya terhadap Netanyahu. Salah satu sumber menyatakan bahwa Biden menyatakan, "Dia merasa sudah cukup. (Perang) ini harus dihentikan."
Baca Juga: Hizbullah Lancarkan Serangan Terhadap Israel di Pangkalan Militer Al-Baghdadi
Namun, dalam apa yang tampaknya sebagai tanda ketidakmampuan untuk mengubah pandangan Netanyahu, Biden diyakini percaya bahwa meningkatkan tekanan publik terhadap Netanyahu tidak akan berhasil. Sumber-sumber tersebut melaporkan bahwa Biden yakin pemerintahannya telah menawarkan penawaran yang adil kepada Israel untuk mencapai perdamaian, namun Netanyahu menolaknya. Bahkan, menurut tiga sumber yang berbeda, Biden menyatakan keyakinannya bahwa Netanyahu ingin perang terus berlanjut agar dapat tetap berkuasa.
Meskipun rasa frustrasi Biden terhadap Netanyahu telah terungkap, belum ada perubahan mendasar dalam kebijakan Amerika terhadap Israel. Namun, pemerintah AS dikabarkan sedang mempertimbangkan opsi-opsi baru.
Lebih mengejutkan lagi, diskusi di Washington telah mencakup opsi-opsi drastis, termasuk penangguhan atau penundaan penjualan senjata ke Israel serta pengakuan resmi terhadap negara Palestina yang merdeka.
Baca Juga: Penjajah Israel Bunuh 28 Orang setelah Netanyahu Beri Sinyal Rencana Invasi Rafah
Sementara itu, konflik di Jalur Gaza terus berlanjut, dengan tentara Israel memperpanjang agresi mereka terhadap wilayah tersebut. Dengan dukungan dari Amerika dan Eropa, serangan-serangan udara melanda rumah sakit, gedung-gedung, dan bahkan menara tinggi di Jalur Gaza, menghancurkan properti dan mengancam jiwa warga sipil Palestina.
Situasi ini semakin memperumit upaya perdamaian di kawasan tersebut, dengan kebuntuan politik antara Israel dan Palestina semakin memburuk setiap hari. Dalam apa yang tampaknya menjadi sorotan baru dalam hubungan AS-Israel, tuduhan Biden terhadap Netanyahu telah mengguncang panggung politik internasional dan memunculkan pertanyaan tentang masa depan kemitraan kedua negara tersebut.***