Hizbullah Serang Markas Militer Israel di Palestina yang Diduduki

- 9 Februari 2024, 17:44 WIB
Hizbullah, kelompok perlawanan Islam di Lebanon, mengumumkan serangan baru terhadap pusat militer Zionis di utara Palestina yang diduduki.
Hizbullah, kelompok perlawanan Islam di Lebanon, mengumumkan serangan baru terhadap pusat militer Zionis di utara Palestina yang diduduki. /Foto/IRNA
ISU BOGOR - Ketegangan di wilayah Timur Tengah semakin meningkat setelah Hizbullah, kelompok perlawanan Islam di Lebanon, mengumumkan serangan baru terhadap pusat militer Zionis di utara Palestina yang diduduki.

Dalam sebuah pernyataan yang dirilis, Hizbullah mengklaim telah menyerang markas Brigade Infanteri Kedua di pangkalan "Ein Zeitim" Israel dengan menggunakan puluhan roket Katyusha pada Kamis malam. Serangan ini, menurut laporan dari saluran berita Aljazeera, bertujuan untuk mendukung ketahanan rakyat Palestina di Jalur Gaza dan perlawanan mereka terhadap agresi Israel.

Selain itu, Hizbullah juga menegaskan bahwa serangan tersebut merupakan respons atas serangan terbaru rezim Israel terhadap desa-desa dan warga sipil di Lebanon, termasuk agresi terhadap kota Nabatieh di Lebanon selatan.

Baca Juga: Hizbullah Ancam Israel: Mereka Akan Mendapat Tamparan Keras yang Tak Terlupakan

Dalam laporan yang diberikan oleh Al Mayadeen, Hizbullah dilaporkan telah menembakkan sekitar 30 rudal dan roket ke arah utara wilayah Palestina yang diduduki. Aksi ini menandai eskalasi baru dalam konflik yang terus memanas di wilayah tersebut.

Sejak dimulainya genosida Israel di Gaza pada Oktober 712, Hizbullah telah meluncurkan sekitar 600 rudal dan roket ke wilayah pendudukan Palestina. Hal ini menunjukkan bahwa kelompok tersebut bertekad untuk mendukung perlawanan rakyat Palestina dan melawan agresi rezim Israel.

Situasi di Timur Tengah semakin tegang dengan serangkaian aksi provokatif dan serangan balasan antara Hizbullah dan Israel. Komunitas internasional diperkirakan akan memperhatikan perkembangan ini dengan cermat, sementara upaya mediasi mungkin diperlukan untuk menghindari eskalasi lebih lanjut yang dapat membahayakan stabilitas regional.***

Editor: Iyud Walhadi


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x