Putin Terpilih Kembali sebagai Presiden Rusia, Begini Respons Dunia Internasional

- 18 Maret 2024, 21:25 WIB
Dalam pemilihan presiden kedelapan pasca-Soviet di Rusia, Presiden Vladimir Putin berhasil memenangkan masa jabatan kelima secara telak. Keberhasilan ini mencatat sejarah bagi negara tersebut.
Dalam pemilihan presiden kedelapan pasca-Soviet di Rusia, Presiden Vladimir Putin berhasil memenangkan masa jabatan kelima secara telak. Keberhasilan ini mencatat sejarah bagi negara tersebut. /Foto/[email protected]

ISU BOGOR - Dalam pemilihan presiden kedelapan pasca-Soviet di Rusia, Presiden Vladimir Putin berhasil memenangkan masa jabatan kelima secara telak. Keberhasilan ini mencatat sejarah bagi negara tersebut.

Ketua Komisi Pemilihan, Ella Pamfilova, mengumumkan pada hari Senin bahwa lebih dari 87,1 juta orang Rusia berpartisipasi dalam putaran pemilihan presiden. Angka ini menandai partisipasi tertinggi dalam sejarah pemilu Rusia.

Dari pemilih yang memenuhi syarat, 77,44 persen memberikan suara dalam pemilihan presiden yang berlangsung selama tiga hari.

Baca Juga: Putin Peringatkan Barat tentang Risiko Perang Nuklir dan Ancaman Serangan ke Sasaran

Pemilihan diadakan dengan cara yang sangat luhur dan layak, dan Putin berhasil terpilih kembali dengan kemenangan yang meyakinkan. Namun, tidak ketinggalan, negara-negara asing berusaha mempengaruhi hasil pemilihan. Meskipun demikian, plot mereka dipastikan akan gagal.

Dalam pernyataannya, Putin menegaskan: “Di hadapan Barat, kami telah menunjukkan bahwa kami bersatu.” Keberhasilan Putin dalam pemilu ini menegaskan dominasinya sebagai pemimpin Rusia yang berpengaruh.

Respons Dunia Internasional

Dunia Internasional menanggapi kemenangan Presiden Vladimir Putin dalam pemilihan presiden Rusia secara beragam. Berikut beberapa tanggapan dari pemerintah dan pejabat asing:

Baca Juga: Diwawancara Jurnalis AS, Putin Tegaskan: Rusia Tak Tertarik Serang Polandia atau Latvia

  • Juru Bicara Dewan Keamanan Nasional Gedung Putih Amerika Serikat menyatakan, “Pemilu ini jelas tidak bebas dan adil mengingat Putin telah memenjarakan lawan politik dan mencegah orang lain mencalonkan diri melawannya.”
  • Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengkritik pemilihan ini dengan mengatakan, “Saat ini, diktator Rusia sedang melakukan simulasi pemilihan umum lagi. Jelas bagi semua orang di dunia bahwa tokoh ini, seperti yang sering terjadi sepanjang sejarah, haus kekuasaan dan melakukan segalanya untuk memerintah selamanya. Tidak ada legitimasi dalam pemilu tiruan ini dan tidak mungkin ada. Orang ini harus diadili di Den Haag. Itu yang harus kita pastikan.”
  • Kementerian Luar Negeri Jerman menyebut pemilu di Rusia sebagai “semu”, dengan hasil yang tidak mengejutkan. Mereka menilai pemerintahan Putin bersifat otoriter dan mengandalkan sensor, penindasan, dan kekerasan.
  • Menteri Luar Negeri Inggris, David Cameron, menegaskan bahwa pemilu di Rusia bukanlah pemilu yang bebas dan adil. Ia menyoroti kurangnya pemantauan independen dari OSCE dan pemilihan yang diadakan secara ilegal di wilayah Ukraina.
  • Pernyataan Kementerian Luar Negeri Polandia menegaskan bahwa pemilihan presiden di Rusia adalah pemilu semu, dan mereka menyoroti fakta bahwa Putin akan menjadi pemimpin Rusia yang paling lama menjabat dalam lebih dari 200 tahun.

Meskipun Putin berhasil memenangkan pemilu dengan kemenangan telak, reaksi dari dunia internasional menunjukkan perbedaan pandangan terhadap proses pemilihan dan legitimasi kekuasaannya. Situasi ini tetap menjadi sorotan global dan memperkuat perdebatan tentang demokrasi dan otoritarianisme.***

Halaman:

Editor: Iyud Walhadi


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x