Diwawancara Jurnalis AS, Putin Tegaskan: Rusia Tak Tertarik Serang Polandia atau Latvia

- 9 Februari 2024, 19:48 WIB
Presiden Rusia Vladimir Putin berbicara dalam sebuah wawancara dengan pembawa acara televisi AS Tucker Carlson di Moskow, Rusia, 6 Februari 2024, gambar diambil dari video yang dirilis 8 Februari 2024. (Tucker Carlson Network/Handout via REUTERS)
Presiden Rusia Vladimir Putin berbicara dalam sebuah wawancara dengan pembawa acara televisi AS Tucker Carlson di Moskow, Rusia, 6 Februari 2024, gambar diambil dari video yang dirilis 8 Februari 2024. (Tucker Carlson Network/Handout via REUTERS) /
 

ISU BOGOR - Presiden Rusia Vladimir Putin menegaskan bahwa Rusia tidak memiliki niat untuk memperluas konfliknya dengan Ukraina ke negara-negara tetangga seperti Polandia atau Latvia. Wawancara tersebut, yang menjadi sorotan pada Kamis (8 Februari), menunjukkan sikap tegas Putin terhadap situasi geopolitik saat ini.

Putin, yang diwawancarai oleh jurnalis Amerika Serikat Tucker Carlson, menekankan komitmennya untuk memperjuangkan kepentingan Rusia hingga akhir, sambil membuka pintu untuk dialog. Dalam pertemuan yang berlangsung selama dua jam di Moskow, Putin menyatakan bahwa Rusia hanya akan bereaksi secara militer jika diserang, dengan mengutip contoh Polandia menyerang Rusia sebagai satu-satunya skenario yang memungkinkan intervensi.

"Saat ini, kami tidak tertarik dengan Polandia, Latvia, atau negara mana pun. Mengapa kami harus menyerang mereka? Kami tidak tertarik sama sekali," tegas Putin dalam wawancara tersebut.
 

Selain menyoroti kebijakan luar negeri, Putin juga memberikan pandangan terperinci mengenai situasi domestik dan hubungan Rusia dengan negara-negara tetangga, terutama Ukraina. Dia mengecam sikap Barat yang dianggapnya telah menghambat upaya perdamaian, dengan mencatat pembatalan kesepakatan pada pembicaraan di Istanbul setelah mundurnya pasukan Rusia dari Kyiv.

"Pihak Barat harus memikirkan kembali pendekatannya. Mobilisasi tanpa akhir di Ukraina, histeria, masalah internal, akan berujung pada kesepakatan," ujar Putin.

Wawancara tersebut juga menjadi ajang bagi Putin untuk menyampaikan pandangannya terhadap kasus jurnalis AS yang ditahan di Rusia. Dia menyatakan bahwa kemungkinan kesepakatan untuk membebaskan jurnalis Evan Gershkovich dari Wall Street Journal sedang dibahas, sambil menekankan perlunya dialog antara Rusia dan Amerika Serikat.
 

Namun, sikap keras AS dalam hal bantuan kepada Ukraina menimbulkan ketegangan. Meskipun Putin menegaskan kesiapannya untuk bernegosiasi, Washington menegaskan tidak akan berdialog berdasarkan persyaratan Putin.

Wawancara tersebut juga mencatat perkembangan terkini dalam hubungan antara Rusia dan Amerika Serikat. Putin menyebutkan kemajuan dalam pembicaraan mengenai kasus Gershkovich, sambil menyarankan pertukaran tahanan sebagai opsi untuk menyelesaikan permasalahan tersebut.

Pada akhirnya, Putin menunjukkan bahwa kehadiran media AS di Rusia masih dihargai. Penunjukan Tucker Carlson sebagai pewawancara adalah bagian dari strategi Kremlin untuk mendiversifikasi narasi yang disampaikan ke publik Barat.
 

Wawancara tersebut tidak hanya memberikan wawasan mendalam tentang pandangan Putin terhadap situasi saat ini, tetapi juga menegaskan kembali posisi Rusia dalam konflik yang sedang berlangsung di Ukraina.***

Editor: Iyud Walhadi


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x