Network
ISU BOGOR - Departemen Pertahanan AS (Pentagon) menegaskan bahwa mereka tidak menginginkan terjadinya konflik laut dengan Republik Islam Iran, meskipun tengah terlibat dalam operasi militer di perairan Iran untuk menjaga keamanan perdagangan maritim dunia.
Wakil Juru Bicara Pentagon, Sabrina Singh menyampaikan kepada wartawan pada Selasa malam bahwa AS juga tidak berniat memperpanjang serangan terhadap kelompok perlawanan di Irak dan Suriah dalam jangka waktu yang lama.
Mengenai kehadiran militer AS di Laut Merah, Singh menyebutnya sebagai upaya untuk menjaga kebebasan navigasi, sambil menekankan bahwa AS tidak menginginkan konfrontasi maritim dengan Iran.
"Kehadiran kapal perang Iran di Laut Merah dan pelaksanaan misinya adalah hal yang wajar," ujarnya, menanggapi pertanyaan tentang kekhawatiran AS terhadap kapal perang Iran di jalur perairan strategis tersebut sebagaimana dilansir kantor Berita IRNA, Rabu, 7 Februari 2024.
Singh juga membahas operasi angkatan bersenjata Yaman di Laut Merah, menyebut bahwa mereka telah menyerang atau mengancam kapal pelayaran komersial di lepas pantai Yaman sebanyak 41 kali. Namun, alasan utama serangan tersebut tidak dijelaskan.
Sebelumnya, Tentara Yaman meluncurkan serangan terhadap kapal Amerika dan Inggris sebagai respons atas serangan udara gabungan AS-Inggris di negara tersebut.
Pernyataan terbaru Pentagon mengenai Iran muncul setelah juru bicara Pentagon lainnya, Patrick Ryder, mengulangi klaim bahwa Teheran menyediakan dana, peralatan, dan pelatihan kepada kelompok yang menyerang pasukan AS di wilayah tersebut.
Sementara itu, Iran telah menegaskan bahwa mereka tidak terlibat dalam serangan apa pun terhadap pangkalan dan fasilitas AS. Iran juga memperingatkan bahwa mereka tidak menginginkan perang atau konflik, tetapi akan merespons dengan tegas jika ada serangan terhadap wilayah, kepentingan, dan warga negaranya.***
