ISU BOGOR - Meski seharian penuh teror terhadap warganya berlangsung, Presiden Prancis Emmanuel Macron bersikukuh alias ngotot dalam pembelaannya mendukung Charlie Hebdo yang sudah menghina Nabi Muhammad atas dasar kebebasan berpendapat.
Namun, saat mayat-mayat warganya menumpuk, yang sebenarnya Macron butuhkan adalah para pemimpin dunia Muslim ikut mengutuk keras serangan teroris yang menurutnya tidak beralasan itu.
Dikutip dari RT.com, Prancis berjuang untuk memahami kengerian dari ekstremis Islam lainnya yang memenggal kepala seorang warga sipil yang tidak bersalah di siang hari bolong.
Baca Juga: Ini Pidato Lengkap Presiden Prancis Emmanuel Macron yang Anti Islam?
Baca Juga: Ribuan Orang Bakal Kepung Kedubes Prancis di Jakarta Senin 2 November 2020, Polisi Mulai Antisipasi
Baca Juga: Tanggapi Penghinaan Nabi Muhammad di Prancis, UAS: Eropa Akan Jadi Islam
Presiden Emmanuel Macron menghadapi dilema apakah tetap mempertahankan kebebasan berbicara atau menyerah pada kepekaan teroris dalam upaya untuk menghentikan kekejaman ini.
Pemimpin Prancis itu sempat memberikan pidato yang bagus dan dia tidak kekurangan kata-kata saat dia berkata, "Jika kami diserang, itu karena nilai-nilai kami, nilai-nilai kebebasan kami dan keinginan kami untuk tidak menyerah pada teror,"
Tapi ini tidak akan pernah cukup untuk memadamkan kemarahan yang dia ciptakan atas dukungannya untuk penerbitan karikatur kontroversial Nabi Muhammad.