Network
Bahkan media setempat melaporkan Gotabaya Rajapaksa akan menyerahkan kekuasaannya kepada Perdana Menteri Ranil Wickremesinghe.
"Pengunduran diri itu akan berlangsung pada 13 Juli, seperti yang diumumkan oleh ketua parlemen Sri Lanka Mahinda Yapa Abeiwardana pada hari Sabtu," menurut portal berita Ada Derana.
Baca Juga: PM Inggris Boris Johnson Mundur, Sampaikan Salam Perpisahan Pahit
Akhir pekan lalu, ibukota komersial Sri Lanka, Kolombo, diguncang oleh ribuan protes keras yang disebabkan oleh ketidakpuasan publik terhadap tindakan pemerintah untuk memerangi krisis ekonomi.
Massa yang marah menerobos barikade di sekitar kediaman Rajapaksa, memanjat pagar dan menguasai daerah itu. Presiden dievakuasi dan, menurut laporan media, mungkin meninggalkan negara itu dengan pesawat.
"Sedikitnya 100 orang terluka akibat protes, termasuk petugas polisi dan wartawan," kata dokter setempat.
Baca Juga: PM Inggris Boris Johnson Mundur: Saya Menyesal Tidak Berhasil
Setelah peristiwa itu, Wickremesinghe mengadakan pertemuan darurat bersama para pemimpin partai, yang menuntut agar perdana menteri dan presiden segera mengundurkan diri.
Dalam kesempatan itu mereka juga menyediakan pertemuan parlemen dalam waktu 7 hari untuk menunjuk penjabat presiden. Abeywardana ditugaskan untuk menjadi presiden sementara negara itu.
Sri Lanka saat ini mengalami krisis ekonomi terparah sejak merdeka pada 1948. Krisis tersebut terutama disebabkan oleh kekurangan mata uang asing akibat pembatasan arus wisatawan di tengah pandemi COVID-19.
