Baca Juga: PM Inggris Boris Johnson Mundur Setelah Didesak Anggota Parlemennya Sendiri
Kondisi seperti itu membuat negara kehilangan kesempatan untuk membeli bahan bakar yang cukup. Sri Lanka saat ini tidak mendapatkan cukup makanan dan kebutuhan pokok, bahan bakar dan gas. Banyak daerah yang mengalami pemadaman listrik.
Pada pertengahan April, negara tersebut mengumumkan default pada utang luar negeri untuk sementara, menunggu restrukturisasi kewajiban tersebut di bawah program penyesuaian struktural ekonomi yang didukung oleh Dana Moneter Internasional. Utang luar negeri Sri Lanka diperkirakan mencapai 51 miliar dolar AS.***