Seperti diketahui Barat sedang berusaha untuk benar-benar memutuskan hubungan energi dengan Rusia untuk melumpuhkan ekonominya karena terus melancarkan serangan ke Ukraina.
Strategi energi baru Uni Eropa menjabarkan rencana untuk menghapus impor minyak dan gas Rusia sebanyak dua pertiga pada akhir tahun.
Baca Juga: Uni Eropa Pastikan China Akan Beri Bantuan Militer ke Rusia
Inggris juga telah berkomitmen untuk menghentikan impor minyak Rusia pada akhir tahun, sementara AS telah memberlakukan larangan impor minyak, gas alam cair, dan batu bara.
Karena langkah-langkah ini kemungkinan akan memberikan pukulan telak bagi kerajaan energi Rusia, para ahli memperkirakan bahwa Putin akan melihat ke China sebagai mitra alternatif untuk membantu melunakkan dampaknya.
Dengan pipa gas yang direncanakan, Power of Siberia yang dapat menggandakan ekspor Rusia ke China dengan mengangkut hingga lima puluh miliar meter kubik lebih banyak gas alam setiap tahun, sepertinya Putin telah membuat rencana induk.
Baca Juga: China Beri Jawaban Menohok saat NATO Minta Tak Dukung Rusia: Tidak Perlu Ceramah
Dilansir dari Express UK, Sabtu 19 Maret 2022, disebutkan karena China ragu-ragu untuk mengkritik Putin karena menginvasi Ukraina, sepertinya Xi Jinping terbuka untuk memperdalam hubungan Rusia lebih lanjut.
Tapi sekarang, nada di China tampaknya telah berubah. Itu terjadi ketika media China mulai melaporkan kausalitas Rusia dalam perang Ukraina, setelah liputan sebelumnya tampaknya menyelaraskan liputan Moskow yang lebih dekat.
CGTN, saluran berita TV yang dikelola negara di China, men-tweet rekaman tank Rusia yang menembaki seorang warga sipil di Mariupol yang direalisasikan oleh pasukan Ukraina.