Mendekati Pilpres AS, 100 Lebih Kader Demokrat Membelot Tinggalkan Trump dan Pilih Biden

- 28 Agustus 2020, 08:36 WIB
Dua calon dalam Pilpres AS 2020, Donald Trump dan Joe Biden.
Dua calon dalam Pilpres AS 2020, Donald Trump dan Joe Biden. /Reuters



ISU BOGOR - Mendekati Pilpres AS, sebanyak 100 lebih anggota simpatisan dan kader Republik atau partai menjadikan Trump Presiden Amerika, secara terang-terangan membelot dan akan memilih Joe Biden dari Partai Demokrat.

Hal itu mereka umumkan pada hari terakhir Konvensi Partai Repubrik, Kamis 27 Agustus 2020 malam waktu setempat. Para pembelot merupakan para mantan staf yang pernah bekerja di pemerintahan Presiden George W Bush, almarhum Senator John McCain, dan Mitt Romney. Dua yang terakhir adalah mantan capres dari Partai Republik.

Dalam pernyataan terpisah, para alumni pemerintahan Bush, tim kampanye Senator Mitt Romney di pilpres 2012 and tim kampanye McCain 2008 menyatakan dukungan mereka pada Joe Biden.

Baca Juga: Gugatan UU Penyiaran : Demokrat Lebih Setuju RCTI Tutup hingga PSI Membuat Petisi

Mereka mengatakan bahwa meskipun tidak sepakat dengan Biden dalam sejumlah kebijakannya, mereka menghargai rekam jejak dia yang bipartisan dan meyakini bahwa mantan wakil presiden tersebut bisa mewujudkan kepemimpinan yang stabil di negara yang tengah bergulat melawan pandemik virus corona, pelemahan ekonomi, dan perpecahan politik yang dalam.

"Atas dasar tidak adanya kompetensi seorang pemimpin dari presiden yang sekarang, sikapnya yang makin memperburuk perpecahan di kalangan rakyat Amerika dan bukannya mempersatukan mereka, serta kegagalannya mempertahankan nilai-nilai Amerika, kami yakin bahwa memilih mantan wakil presiden Biden adalah jelas demi kepentingan nasional,” bunyi surat terbuka yang ditandatangani oleh lebih dari 100 mantan staf McCain.

Para mantan staf Romney menulis lebih galak lagi tentang Trump. Mereka mengatakan bahwa meskipun sebagian telah memilih Trump pada 2016, mereka sekarang khawatir bahwa Partai Republik tengah berubah menjadi

“sekte perorangan yang beracun” di bawah kepemimpinan Presiden Trump.

Baca Juga: Kota Bogor Zona Merah, Satgas Corona: Ada 3 Penyebab Utama


Romney sendiri telah sering bersilang pendapat dengan Gedung Putih sejak kembali menjabat di Senat dan menjadi satu-satunya senator Partai Republik yang memberikan suara untuk memakzulkan Trump dalam sidang di Kongres.

"Sejak 2017, hasil dari keputusan yang sembrono itu bisa dilihat secara gamblang oleh dunia. Sekarang, dengan adanya pandemik yang melumpuhkan perekonomian kita dan mencekik semangat nasional kita, setiap sudut Amerika menderita akibat gaya kepemimpinan Presiden Trump yang serampangan, tanpa keahlian dan mementingkan diri sendiri," tulis lebih dari 30 mantan staf Romney di surat bersama.

Kelompok alumni pemerintahan Bush yang dipimpin mantan menteri perdagangan Carlos Gutierrez bersikap lebih lunak dan fokus pada kualitas yang dimiliki Biden, hanya secara implisit mengkritik perilaku Trump sebagai presiden, termasuk dukungannya pada teori konspirasi dan bahasa dia yang rasialis dan memecah belah.

Baca Juga: Melonjak Sepekan Terakhir, Spanyol Alami Gelombang Kedua Covid-19

"Kebaikan Joe sangat dibutuhkan saat ini. Dia dikenal pernah memperlakukan seorang masinis dengan rasa hormat yang sama seperti dia memperlakukan rekan-rekan senatornya. Sebagai mantan pegawai negeri, kami meyakini bahwa keluhuran budi dalam pemerintahan tidak boleh hilang begitu saja. Kami harus bersikap dan berkeras bahwa hal penting seperti ini harus dikembalikan ke kantor presiden," bunyi surat yang diteken 230 alumni Bush.***

Editor: Chris Dale

Sumber: NBC News


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x