Kasus COVID-19 di China Tembus Rekor Baru setelah Demo Tolak Lockdown

- 28 November 2022, 12:54 WIB
Petugas pencegahan epidemi dalam pakaian pelindung memasukkan limbah medis ke dalam kotak di kompleks perumahan saat wabah penyakit virus corona (COVID-19) berlanjut di Beijing, China 27 November 2022. REUTERS/Thomas Peter
Petugas pencegahan epidemi dalam pakaian pelindung memasukkan limbah medis ke dalam kotak di kompleks perumahan saat wabah penyakit virus corona (COVID-19) berlanjut di Beijing, China 27 November 2022. REUTERS/Thomas Peter /
ISU BOGOR - China membukukan rekor baru infeksi COVID-19 tertinggi lainnya pada Senin 28 November 2022, setelah demo tolak lockdown pada Minggu 27 November 2022.

Demo besar-besaran di di seluruh negeri itu terjadi akibat pembatasan pembatasan virus corona yang belum pernah terjadi sebelumnya sejak Presiden Xi Jinping mengambil alih kekuasaan satu dekade lalu.

Aksi unjuk rasa di Shanghai, para pendemo dan polisi terlibat bentrok pada hari Minggu. Polisi berhasil mengamankan satu bus yang berisi para pengunjuk rasa.

Baca Juga: Hari Jomblo Sedunia 2022 Jatuh pada Tanggal Berapa? Ternyata Sudah Ada Sejak Tahun 1993 di China

Tak hanya itu, dikabarkan pula polisi setempat juga sempat menyerang dan menahan salah satu jurnalis BBC yang sedang meliput acara tersebut sebelum melepaskannya setelah beberapa jam.

Saham dan minyak turun tajam pada hari Senin karena protes yang jarang terjadi menimbulkan kekhawatiran tentang pengelolaan kebijakan nol-COVID China dan dampaknya terhadap ekonomi terbesar kedua di dunia itu.

Selama akhir pekan, pengunjuk rasa di kota-kota termasuk Wuhan dan Lanzhou membatalkan fasilitas pengujian COVID-19. Sementara mahasiswa berkumpul di kampus-kampus di seluruh China dalam aksi yang dipicu oleh kemarahan atas kebakaran apartemen akhir pekan lalu di kota Urumqi di ujung barat yang menewaskan 10 orang.

Baca Juga: Xi Jinping Muncul Kembali di TV Pemerintah, Akhiri Rumor Dikudeta Militer China

Kebakaran mematikan itu memicu spekulasi bahwa pembatasan COVID-19 di kota itu, yang sebagian telah dikunci selama 100 hari, telah menghalangi penyelamatan dan pelarian, yang dibantah oleh pejabat kota. Kerumunan di Urumqi turun ke jalan pada Jumat malam, meneriakkan "Akhiri penguncian!", menurut video yang tidak diverifikasi di media sosial.

Sebagaimana dilansir Reuters, Minggu 28 November 2022, di Beijing, kerumunan besar berkumpul lewat tengah malam pada hari Minggu di sepanjang Jalan Lingkar ke-3 ibu kota selama pemandangan yang damai namun seringkali berapi-api.

"Kami tidak ingin tes COVID, Kami ingin kebebasan," teriak salah satu pengunjukrasa sambil mengacungkan kertas putih kosong, yang telah menjadi simbol protes di China dalam beberapa hari terakhir.

Halaman:

Editor: Iyud Walhadi


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x