Network
"Ada keanehan yang kita lagi tunggu sebetulnya, kasus Sambo ini semuanya mau sampai di mana?" kata Rocky Gerung di Channel Youtube-nya, Rabu 28 September 2022.
"Sebetulnya selama kasus Sambo dijadikan alat negosiasi di kalangan petinggi Polri sendiri, maka yang akan terjadi fight back dari antar kelompok di situ," kata Rocky Gerung.
Selanjutnya, Rocky Gerung menduga bukan kebijakan kepolisian tapi dampaknya membuat publik bahwa Kapolri Jenderal Listyo Sigit tak mampu mengasuh kasus Sambo ini.
Baca Juga: Bjorka Menghilang Setelah Sukses Alihkan Opini Publik, Ini Kata Rocky Gerung
"Sebetulnya mengangkat kasus ini supaya tidak kemana-kemana, jadi tanda-tanda bahwa ada fight back, sebagai Kapolri gagal memelihara situasi menjelang Pemilu nanti," ungkap Rocky Gerung.
"Itu berbahayanya, jadi seharusnya kasus Sambo selesai ditutup, lalu masuk kepada soal-soal yang sangat politis, misalnya soal jaringan Sambo yang dianggap dengan kepentingan-kepentingan pemenangan Pemilu," kata Rocky Gerung.
Selanjutnya, kata Rocky Gerung, sangat mungkin ada kecemasan dari awal bahwa kepolisian ini tahu arahnya terlalu berat beban politik dari kasus Sambo.
"Karena itu mereka yang potensial untuk memperdalam kasus ini, itu kemudian mulai diretas, kan jalan pemikirannya begitu kan," ungkap Rocky Gerung.
Baca Juga: Bjorka Menghilang Usai UU PDP Disahkan dan Anggaran BSSN Dinaikkan, Rocky Gerung Singgung Intelijen
Sehingga jangan sampai bagian dari kebebasan pers itu dikaitkan dengan kasus Sambo. Hal itu menyusul peretasan akun jurnalis Narasi TV.
