Sebelum melonjak Warga Rusia Banyak Menolak Vaksin, Hanya Dijatah 21 Persen, Sekarang?

- 22 Juli 2021, 00:02 WIB
Ilustrasi bendera Rusia - Armada Laut Hitam Rusia mengadakan latihan tempur angkatan laut pada Selasa, 27 April 2021 saat kapal AS tengah lintasi Laut Hitam.*
Ilustrasi bendera Rusia - Armada Laut Hitam Rusia mengadakan latihan tempur angkatan laut pada Selasa, 27 April 2021 saat kapal AS tengah lintasi Laut Hitam.* /Pixabay.com

ISU BOGOR - Rusia kini dibuat galau warganya sendiri karena mendadak permintaan vaksinasi menjadi lebih tinggi dari biasanya.

Padahal Bulan Januari 2021 Rusia telah membuat 4 vaksin buatan sendiri untuk penggunaan domestik.

Rusia hanya memberikan sekitar 21 Persen dari seluruh populasi vaksin yang dihasilkannya untuk satu suntikan yang mulai disuntikkan pada 9 Juli 2021.

Baca Juga: Galau, Lonjakan Penyebaran Covid-19 Buat Ekspor Vaksin Sputnik V Rusia ke India Terhambat

Data itu diberikan oleh Menteri Kesehatan Mikhail Murashko, meskipun hanya menghitung orang dewasa.

persentase yang lebih sedikit untuk warganya sendiri itu didorong oleh rendahnya peminat vaksin.

Akan tetapi, pemerintah Rusia akhirnya galau untuk mengekspor vaksin Sputnik V yang diproduksinya ke India dan negara lainnya.

Rusia kebingungan atas lonjakan penyebaran Covid-19 gelombang ketiga ini.

Masyarakat Rusia yang banyak tidak percaya dengan obat-obatan maupun vaksinasi kini mengantre untuk divaksin.

Permintaan vaksin Sputnik V yang semula hanya diproyeksikan hanya 21 persen untuk warga lokal Rusia di Bulan Juli, ternyata kekurangan.

Di sisi lain, negara India dan lainnya telah menunggu kedatangan vaksin Sputnik V yang dijanjikan Rusia.

Baca Juga: Galau, Lonjakan Penyebaran Covid-19 Buat Ekspor Vaksin Sputnik V Rusia ke India Terhambat

Gelombang ketiga infeksi COVID-19 telah menyebabkan kematian harian yang dilaporkan di Rusia ke rekor tertinggi dalam beberapa pekan terakhir.

Permintaan perusahaan dan tempat berkerja lainnya warga Rusia meminta secara resmi vaksinasi bagi pekerjanya.

Warga yang tadinya tidak ingin divaksin akhirnya rela antre atas kesadaran sendiri.

Peralihan sikap para warga tersebut menimbulkan tantangan bagi Rusia.

Vaksinasi sekarang wajib di beberapa wilayah Rusia untuk orang yang bekerja dalam kontak dekat dengan publik. Seperti pelayan dan sopir taksi, kekurangan telah muncul.

Atas kondisi itu, Kegalauan kini menerpa pemerintah Rusia karena telah menandatangani kontrak untuk memasok Sputnik V ke negara-negara di seluruh dunia.

"Pada menit terakhir kami semua memutuskan untuk divaksinasi pada saat yang sama," Perwakilan dari pengawas kesehatan regional Vladimir Rospotrebnadzor, Maria Koltunova mengatakan kepada wartawan pada 16 Juli.

Baca Juga: Penculik di Nigeria Minta Uang Tebusan Uang 10 miliar untuk 2.371 Orang Tawanan

"Ini telah menyebabkan masalah," tambahnya.

Perdana Menteri Rusia Mikhail Mishustin memerintahkan untuk memeriksa vaksin apa yang tersedia.

Data dari Kementerian industri Rusia melaporkan negaranya memproduksi 30 juta set dosis per bulan.

Secara bertahap dapat meningkatkannya hingga angka bulanan 40-45 juta dosis selama beberapa bulan ke depan.

Secara keseluruhan, hampir 44 juta dosis penuh dari semua vaksin telah dirilis untuk vaksinasi 144 juta orang Rusia.

Namun tidak memberikan data ekspor vaksin dan Dana Investasi Langsung Rusia (RDIF).

Baca Juga: Pilu, Ribuan Wanita dan Anak-Anak di Nigeria Diculik, Baru 100 Orang Selamat Tanpa Tebusan

Dengan situasi yang terjadi di Rusia, laboratorium di India menunda peluncuran vaksin Sputnik V.

Penundaan berlaku sampai produsen Rusia memberikan jumlah yang sama dari dua dosisnya, meskipun dengan ukurannya berbeda.

Begitupun Argentina dan Guatemala juga telah melaporkan penundaan pasokan yang dijanjikan.***

 

Editor: Chris Dale

Sumber: Rueters


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x