Bayi Baru Lahir Meninggal Diberi Nitrous Oxide Alih-Alih Oksigen

- 14 Juli 2021, 13:35 WIB
Bayi Baru Lahir Meninggal Diberi Nitrous Oxide Alih-Alih Oksigen
Bayi Baru Lahir Meninggal Diberi Nitrous Oxide Alih-Alih Oksigen /The Independent

ISU BOGOR - Bayi yang baru lahir meninggal setelah diberi gas tertawa alih-alih oksigen.

John Ghanem menerima nitrous oxide karena pemasangan peralatan yang gagal di rumah sakit di Sydney barat , kata pengadilan koroner.

Kesalahan itu telah mengakibatkan seorang bayi perempuan menderita kerusakan otak permanen lebih dari setahun sebelumnya.

Baca Juga: Usai dr Louis Owien Dibebaskan, dr Adib: Dia Memang Dokter dan Anggota IDI Tarakan Tapi Tidak Aktif

Baca Juga: 648 Kasus Covid-19 Kota Bogor Masih Tinggi, Pemkot Dukung Perpanjangan PPKM Darurat

Baca Juga: Chico Hakim Berduka, Istrinya Citra Soeroso Meninggal Dunia, Sabria Kono pun Ungkap Kabar Juni Lalu

Namun hal itu baru terdeteksi setelah staf membahas kesamaan antara kematian John dan kematian anak lain di India.

Sehari setelah kematian John, manajer kebidanan di Rumah Sakit Bankstown-Lidcombe membuat permintaan prioritas tinggi untuk panel gas di ruang operasi untuk diuji.

Menurut laporan dari pemeriksaan di Sydney Morning Herald, hal tersebut tidak dilakukan selama enam hari.

Donna Ward, penasihat pemeriksaan tersebut mengatakan bahwa kebetulan tidak ada bayi lain yang membutuhkan pasokan oksigen dari panel gas selama periode itu.

Kontraktor Christopher Turner yang memasang pipa gas pada 2015 mengaku bersalah atas tuduhan kesehatan dan keselamatan.

Dia akhirnya didenda sebanyak 100.000 dollar tahun lalu.

Pemeriksaan di Pengadilan Koroner Lidcombe yang dimulai pada Senin dijadwalkan dua minggu terakhir akan fokus pada keadaan kematian John.

Ms Ward mengungkapkan bahwa itu untuk mencoba dan meminimalkan kemungkinan hal itu terjadi lagi.

John anak keempat dari Youssef dan Sonya Shanem melalui operasi caesar pada 11.54 pagi waktu setempat 13 Juli 2016 setelah dokter mendeteksi bakteri yang terkait dengan sepsis neonatorum.

Baca Juga: Warganet soal PPKM Darurat 6 Minggu: Lebih Lama dari Itu pun Gak Akan Ada Hasil Signifikan

Dia ditempatkan di ruang resusitasi neonatal ketika dokter melihat bagian longgar dari tali pusarnya melilit lehernya dan dia tidak bernapas dengan benar.

“John menangis lemah tetapi tidak ada upaya pernapasan yang berkelanjutan,” kata Ms Ward.

Seorang dokter mencoba merangsang John dengan menggosoknya dengan kain sebelum menggunakan resusitasi bayi untuk mendorong udara ke dalam.

Dia kemudian diberi oksigen dari saluran gas bertanda oksigen pada panel yang dipasang di dinding dan CPR tetapi dinyatakan meninggal pada 12.51 malam waktu setempat.

"John telah hidup kurang dari satu jam. Pada akhirnya Sonya dan Youssef harus menghabiskan waktu bersama bayi laki-laki mereka, tetapi ini setelah John meninggal," ujarnya.

"Kematiannya juga mempengaruhi para dokter dan perawat di Rumah Sakit Bankstown-Lidcombe yang telah berjuang keras untuk membuatnya tetap hidup. Bahkan setelah kejadian, kematiannya tidak masuk akal bagi tim yang merawat," lanjutnya.

Dalam insiden sebelumnya di ruang operasi yang sama pada Juni 2016, Amelia Khan mengalami kerusakan otak dan diperkirakan tidak akan bertahan lebih dari beberapa bulan.

Saat berusia lima tahun, Amelia menderita cerebral palsy quadriplegic.

Ibunya Benish mengatakan bahwa dia mampu membuat perubahan besar dalam empat tahun.

"Dia mampu membuat perubahan besar dalam empat tahun, bayangkan apa yang bisa dicapai dalam sisa hidupnya selama dia memiliki orang yang tepat di sisinya," ujarnya.***

Editor: Aulia Salsabil Syahla

Sumber: The Independent


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x