Rusia Desak Pendekatan Baru untuk Korea Utara, Tuduh AS dan Sekutunya 'Mencekik' Negara Tersebut

29 Maret 2024, 18:38 WIB
Bendera Rusia dan Korea Utara berkibar di Kosmodrom Vostochny, tempat pertemuan antara Presiden Rusia Vladimir Putin dan pemimpin Korea Utara Kim Jong Un, di wilayah Amur timur jauh, Rusia, pada tanggal 13 September 2023. /Sputnik/Artem Geodakyan/Pool via REUTERS/

ISU BOGOR - Rusia menyerukan pendekatan baru terhadap Korea Utara dan menuduh Amerika Serikat dan sekutunya meningkatkan ketegangan militer di Asia dan berusaha "mencekik" negara tertutup tersebut.

Langkah ini terjadi setelah Rusia memveto pembaruan tahunan panel ahli PBB yang memantau penegakan sanksi terhadap Korea Utara atas program senjata nuklir dan rudal balistiknya.

"Jelas bagi kami bahwa Dewan Keamanan PBB tidak bisa lagi menggunakan pola lama sehubungan dengan permasalahan Semenanjung Korea," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia Maria Zakharova sebagaimana dilansir Reuters, Jumat 29 Maret 2024.

Baca Juga: Burj Khalifa Bercahaya Merah-Putih-Biru, Dubai Dukung Rusia Lawan Terorisme

Zakharova menuduh AS memicu ketegangan militer dan mengatakan bahwa pembatasan internasional tidak memperbaiki situasi keamanan dan malah memiliki konsekuensi kemanusiaan yang parah bagi penduduk Korea Utara.

"Amerika Serikat dan sekutu-sekutunya telah dengan jelas menunjukkan bahwa kepentingan mereka tidak melampaui tugas ‘mencekik’ DPRK dengan segala cara yang ada, dan penyelesaian damai sama sekali tidak ada dalam agenda," katanya.

Veto Rusia menandakan perubahan besar dalam rezim sanksi internasional terhadap Korea Utara dan menunjukkan hubungan yang semakin dekat antara Kim Jong Un dan Vladimir Putin di tengah perang di Ukraina.

Baca Juga: 93 Orang Tewas Akibat Serangan Teroris di Moskow, Polisi Rusia Tangkap 11 Pelaku

Rusia mengklaim bahwa pekerjaan para ahli PBB tidak objektif dan tidak memihak, dan mereka telah menjadi alat Barat.

"Veto tersebut menggambarkan seberapa jauh perang Ukraina telah melemahkan kerja sama negara-negara besar dalam isu-isu global utama lainnya," kata para analis.

Sementara itu, Putin dan Kim telah memperkuat hubungan mereka, dengan Korea Utara memasok rudal ke Rusia untuk digunakan dalam perang di Ukraina.

Baca Juga: Vladimir Putin: Konflik Rusia-NATO Membawa Ancaman Perang Dunia III

Rusia menyerukan kompromi di mana sanksi akan ditinjau ulang dalam batas waktu tertentu, meskipun usulan tersebut ditolak oleh Washington.

"Kami menyerukan kepada pihak-pihak yang berkepentingan untuk menahan diri dari meningkatkan langkah-langkah dan mengkonfigurasi ulang diri mereka sendiri guna menemukan cara untuk meredakan ketegangan, dengan mempertimbangkan prioritas keamanan yang diketahui," kata Zakharova.

Veto Rusia terhadap panel ahli PBB menandakan kebuntuan baru dalam upaya internasional untuk menyelesaikan krisis Korea Utara.

Pendekatan baru yang diusulkan oleh Rusia kemungkinan akan melibatkan peninjauan ulang sanksi terhadap Korea Utara, meskipun hal ini tampaknya tidak mungkin diterima oleh AS dan sekutunya.

Ketegangan di Semenanjung Korea kemungkinan akan terus meningkat dalam waktu dekat, dengan Korea Utara yang terus mengembangkan program senjata nuklirnya dan AS dan sekutunya yang meningkatkan tekanan militer mereka.***

Editor: Iyud Walhadi

Tags

Terkini

Terpopuler