1 dari 8 Perempuan Miliki Resiko Kanker Payudara, Walta: Banyak Faktor yang Harus Diperhatikan

2 Februari 2021, 20:35 WIB
Ilustrasi ciri-ciri kanker payudara /Pixabay/waldryano

ISU BOGOR - Satu dari delapan perempuan memiliki resiko terkena penyakit kanker payudara karena berbagai faktor dan resiko yang dimiliki.

Hal ini diungkapkan oleh Spesialis Bedah Onkologi dr. Walta Gautama saat diskusi tentang peran Bidan pada Skrining dan Deteksi Dini Kanker Payudara secara virtual pada Selasa, 2 Februari 2021.

"Jadi bayangkan betapa tinggi angkanya," ujar Walta.

Baca Juga: Patroli Tim Pemburu Pelanggar PPKM Kota Bogor Tindak Angkot Kelebihan Muatan

Baca Juga: Sepekan Terakhir, Kemenkominfo Temukan 1.402 Hoax Soal Covid-19

Baca Juga: Soal Dugaan Limbah di Situ Citongtut, DLH Sebut Limbah Domestik Lebih Sulit Dipantau


Ia mengungkapkan, kanker payudara merupakan jenis kanker terbesar yang menyerang perempuan pada saat ini.

Dimana jenis ini menduduki urutan pertama sebagai kanker yang paling banyak diderita oleh perempuan dibanding laki-laki.

Kanker payudara merupakan tumor ganas yang menyerang jaringan payudara yang berasal dari kelenjar.

Sebagian diantaranya berasal dari saluran ASI, yaitu pada saluran kelenjar payudara.

Kanker payudara terjadi karena adanya kerusakan gen yang mengatur pertumbuhan, sehingga sel tumbuh dan berkembang biak tanpa dapat dihentikan.

"Dalam satu sistem sel normal, ada fase dimana sel ini tumbuh dan fase dimana sel itu diperintahkan untuk stop tumbuh dan akhirnya dengan bunuh diri sel," ujarnya.

"Jadi sel itu melakukan kematian dirinya. Ada perintah untuk kematian sel. Nah, ini semua rusak pada kanker, dimana dia tetap tumbuh, tidak mati-mati," lanjutnya.

Untuk melihat lebih jelas kemungkinan seseorang dapat terkena kanker payudara, orang tersebut perlu mengetahui faktor apa saja yang berisiko menyebabkan terjadinya kanker payudara.

Baca Juga: Minum Anggur Merah Campur Soda dan Susu Kental Manis Viral di Twitter, Ahli Gizi Angkat Bicara

Baca Juga: AHY Vs Moeldoko, Rocky Gerung: Masa Jenderal Kudeta Mayor

Baca Juga: 17 Karung Isi APD Dibuang Sembarangan di Lahan Pertanian Tenjo Bogor, Burhan: Harus Ditindaklanjuti!

Salah satu yang dapat menjadi faktor kanker payudara adalah faktor usia.

"Semakin tua usianya semakin berisiko untuk terkena kanker payudara dan pada wanita resiko ini lebih banyak daripada pria. Pria kurang dari 5 persen angka kejadian kanker payudara," ujarnya.

Faktor selanjutnya adalah riwayat keluarga dekat yang juga terkait dengan risiko kanker payudara.

Jika ada kerabat dekat yang menderita kanker payudara, seseorang itu juga berisiko terkena penyakit serupa.

Demikian juga kerabat yang memiliki riwayat penyakit yang berkaitan erat dengan penyakit kanker payudara, yaitu kanker ovarium, kanker pankreas, kanker prostat, dan kanker usus besar.

"Kalau ada riwayat keluarga dekat dengan kanker prostat yang banyak, dia juga harus berpikir untuk masuk ke dalam faktor risiko kanker payudara," ujar Walta.

Riwayat haid atau menstruasi juga memiliki risiko terkena kanker payudara, yaitu jika menstruasi terjadi pertama kali pada usia di bawah 12 tahun.

Selain itu, seseorang yang mengalami menopause juga berisiko terkena kanker payudara apabila menopause itu terjadi di usia sekitar 48 tahun.

Baca Juga: Elon Musk Kembali Pamit dari Twitter, Ini Alasannya

Baca Juga: Ribuan Ikan Mati di Situ Citongtut, DLH Bogor: Mungkin Karena Turbulensi dalam Air

Baca Juga: Facebook Luncurkan Pemberitahuan Untuk Pengguna iPhone Terkait Privasi Apple


Atau dengan paparan hormon estrogen lebih dari 35 tahun.

"Itu ada hitungannya sebenarnya. Kalau paparan hormon itu berlangsung lebih dari 35 tahun, dia akan masuk ke dalam faktor risiko," ujarnya.

Misalnya ada seorang ibu yang berusia 60 tahun, dia menderita menopause pada 55 tahun dan menstruasi pertamanya pada 12 tahun.

Hal ini membuatnya kurang lebih 43 tahun terpapar oleh hormon dan dapat masuk ke dalam faktor risiko.

Begitu juga dengan riwayat reproduksi yang juga berisiko terkena kanker payudara.

Menurut Walta orang yang tidak punya anak berisiko lebih tinggi terkena kanker payudara.

"Karena pada saat wanita itu hamil kanker payudara diperkirakan berhubungan dengan hormon estrogen. Pada saat wanita hamil, payudaranya istirahat dan estrogennya dipakai oleh rahim untuk elastis," ujarnya.

Adapun riwayat radiasi atau terapi radiasi pada daerah leher dan dada saat anak usia muda juga berisiko terkena kanker payudara.

Baca Juga: Abu Janda Digarap Bareskrim 12 Jam Tapi Tak Dibui, Ini Penjelasan Polisi


"Riwayat yang dimaksud bukan radiasi seperti rontgen, CT Scan atau mamografi. Riwayat radiasi di sini adalah radiasi terapi untuk keganasan atau kanker-kanker di daerah dada, leher pada usia muda," ujarnya.

Sementara itu, gaya hidup juga mempengaruhi seseorang untuk terkena kanker payudara.

Gaya hidup yang berisiko terkena kanker payudara adalah konsumsi lemak secara berlebihan, mengkonsumsi alkohol dan nikotin atau merokok.

Untuk mencegah resiko kanker payudara karena gaya hidup tersebut, perlu dilakukan perubahan gaya hidup, yaitu dengan menghindari konsumsi bahan-bahan yang dapat meningkatkan risiko terkena kanker payudara.

Selain itu, pemeriksaan dini juga perlu dilakukan untuk mencegah risiko tingkat keparahan yang lebih besar dan mempercepat proses penyembuhan.

"Jadi kenapa penting melakukan deteksi dini kanker payudara? Karena semakin dini kanker payudara dideteksi, makin banyak pilihan terapi, makin tinggi angka kesembuhan dan makin rendah biaya yang dikeluarkan," ujarnya.***

Editor: Aulia Salsabil Syahla

Sumber: ANTARA

Tags

Terkini

Terpopuler