Soal Dugaan Limbah di Situ Citongtut, DLH Sebut Limbah Domestik Lebih Sulit Dipantau

- 2 Februari 2021, 19:24 WIB
Komisi III DPRD Kabupaten Bogor saat sidak ke lokasi pabrik pembuang limbah yang diduga akibat matinya ribuan ikan di Situ Citongtut Bogor.*
Komisi III DPRD Kabupaten Bogor saat sidak ke lokasi pabrik pembuang limbah yang diduga akibat matinya ribuan ikan di Situ Citongtut Bogor.* /istimewa//FB: Ahmad Fatoni
ISU BOGOR - Ribuan ikan mati di Situ Citongtut, Desa Cicadas, Kecamatan Gunung Putri, Kabupaten Bogor. Dugaan limbah muncul saat Inspeksi Mendadak (Sidak) Komisi III (bidang lingkungan) DPRD Kabupaten Bogor.
 
Sementara, Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Bogor masih enggan berspekulasi terkait dugaan limbah industri. Pihak DLH justru ingin mencari tahu dulu terkait adanya dugaan tersebut.
 
"Kalau sumber limbah kita masih cari tahu yah, kita harus susuri dulu," kata Kepala Seksi Pengaduan DLH Kabupaten Bogor, Riri Agustina saat ditemui di Situ Citongtut, Selasa 2 Februari 2021.
 
 
Ketika ditanya langkah konkret DLH Kabupaten Bogor usai peninjauan lokasi, Riri mengatakan jika yang sulit dipantau itu adalah limbah domestik, yang berasal dari warga. Sedangkan, lanjut Riri, limbah industri lebih mudah dipantau karena hanya berpusat pada satu saluran.
 
"(Langkah konkret dari peninjauan DLH apa setelah ini?) Kalau domestik itu, sulit kita rengkuh (pantau -red), yang mudah direngkuh itu perusahaan, karena oembuangannya hanya satu lubang. Itu kewajiban kita, dia harus penuhi apa yang menjadi kewajibannya, yang domestik juga ada kewajibannya. Lebih mudah industri, karena kalau nakal juga kan dia kelihatan," jelas Riri.
 
 
Sementara itu, pengurus di Situ Citongtut Putra Aditya tidak memungkiri jika adanya limbah domestik di Situ Citongtut. Namun menurutnya, limbah domestik tidak membuat puluhan ribu ikan mati.
 
 
Sebagai pengurus bersama warga, pihaknya tidak serta merta menuduh perusahaan. Ia juga mengakui masyarakat harus lebih peduli begitu juga dengan perusahaan.
 
"Tentunya kalau kalau ikan ini mati massal, masa iya limbah domestik. Kalau kemarin limbah domestik, aman-aman saja. Saya sudah melakukan sidak, ini ada perusahaan yang masih nakal, dan penegakkannya hanya sanksi administrasi, tidak ada efek jera," katanya saat ditemui di lokasi.
 
 
Aditya menjelaskan, pihaknya bersama warga tidak hanya melaporkan kejadian ini ke DLH Kabupaten Bogor. DLH Jawa Barat pun telah diinfokan terkait dugaan pencemaraan lingkungan ini.
 
"Penindakannya ada di Gakkum KLHK, harusnya masalah ini sudah tuntas, karena ini bukan yang pertama kali. Ada 17 perusahaan yang berkontribusi membuang limbahnya di sini, ada yang IPAL-nya sudah tertib, ada yang sudah memperbaiki, ada yang belum. Ada juga yang masih mencuri-curi waktu membuang limbahnya. Saya tahu itu karena saya dapat laporan dari saksi mata yang melihat," pungkasnya.*

Editor: Iyud Walhadi


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Pemilu di Daerah

x