Fenomena Komet Lintang Kemukus di Belahan Dunia, Mitos Pertanda Perang Sampai Isu Kiamat

- 12 Oktober 2020, 11:01 WIB
Ilustrasi komet atau Lintang Kemukus menghantam bumi.
Ilustrasi komet atau Lintang Kemukus menghantam bumi. /

Biasanya sebuah kejadian ditandai dengan kejadian yang unik lainnya, semisal dikaitkan dengan peristiwa perang, kematian kepala suku, banjir, juga fenomena langit termasuk penampakan komet.

Umumnya untuk hadirnya komet adalah sebagai pertanda akan datangnya bencana.

Baca Juga: Bima Arya Galau karena Kewenangannya Banyak Dipangkas Omnibus Law UU Cipta Kerja

Hal ini sebenarnya mirip di Indonesia. Dulu sering kita jumpai apabila ditanya lahirnya seseorang, sering jawabannya "ketika gunung tertentu meletus“, "ketika terjadi banjir besar“, dikaitkan beragam kejadian.

Namun, ada pula anggapan bahwa apabila benda ini terlihat, maka akan terjadi malapetaka. Pada gua di Fouriesberg – Afrika Selatan terdapat lukisan komet (menilik bentuknya, walau ada pemikiran – dapat jadi gambar bolide meteor) berusia kisaran 25.000 tahun.

Selain itu juga dijumpai pada budaya Masai (Kenya, dekat Swahili) bahwa komet malah merupakan dewa yang sangat penting, lebih dari sekedar pertanda sesuatu.

Dewa inilah yang memberi sesuatu yang optimistis. Ibarat hadirnya Batara Surya di India/Indonesia yang terkait Matahari.

Pandangan di atas juga terjadi di benua Amerika. Hadirnya komet menimbulkan ragam ketakutan, kekaguman, dan aneka takhayul.

Baca Juga: Tahun Lalu 11.000 Kejadian Gempa, Hingga November 2020 Waspadai Ancaman Serupa

Sebagai pertanda bencana, murkanya Dewa, saatnya meramal kematian pangeran hingga jatuhnya kerajaan, dll. Mulai hilangnya budaya Aztec (wilayah Mexico) karena serbuan bangsa Spanyol (tertangkapnya Moctezuma – sang raja) juga kebetulan ditandai dengan munculnya the Great Comet tahun 1517.

Halaman:

Editor: Iyud Walhadi

Sumber: planetarium.jakarta.go.id


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah