Fenomena Komet Lintang Kemukus di Belahan Dunia, Mitos Pertanda Perang Sampai Isu Kiamat

- 12 Oktober 2020, 11:01 WIB
Ilustrasi komet atau Lintang Kemukus menghantam bumi.
Ilustrasi komet atau Lintang Kemukus menghantam bumi. /

Pada kisah lanjutannya, pemilik keris Kyai Sengkelat adalah Sunan Kalijaga, kakak ipar Ki Supa.

Tentang keris nagasasra atau dapur sewu (Kyai Segara-wedang) dan sabuk-inten pernah dipopulerkan kisahnya oleh S.H. Mintardja (fiksi, berlatar sejarah transisi Majapahit – Pajang/Demak dengan tokoh Mahesa Jenar, murid Syeh Siti Jenar) yang Beliau juga terkenal dengan “Api di Bukit Menoreh”nya (transisi Pajang – Mataram; tokohnya Kyai Gringsing, Agung Sedayu, Glagah Putih, Pangeran Benawa, dan Panembahan Senopati).

Baca Juga: Bocoran Harga HP Realme C17 RAM 6GB dan Realme 7 Pro Berkamera 64MP yang Meluncur 14 Oktober 2020

Dalam naskah di atas, lenyapnya Kyai Condong-campur merupakan tanda runtuhnya Majapahit. Dalam sejarah Nusantara, saat Majapahit runtuh dikenal kata sandi atau sengkalan: sirna ilang kertaning bumi (0–0–4–1), yang artinya tahun 1400Ç (1478M).

Yang sebenarnya cukup menarik, apakah saat itu memang ada Lintang Kemukus? Hingga saat ini belum ada yang biasa mendapatkan datanya.

Paling mungkin bahwa kejadian itu pada akhir masa Prabu Brawijaya V (1478) dan ada catatan bahwa komet tersebut dapat dilihat oleh banyak masyarakat saat itu.

Artinya komet cukup lama terlihat dan cukup terang, maka kemungkinannya adalah komet 1471Y1 yang muncul sejak Desember 1471 hingga akhir Januari 1472 yang diprediksi memiliki magnitudo semu minus 3 (setelah melewati perihelion tanggal 1 Maret 1471).

Adapun pada tahapan melesat ke langit, bercampur dahulu dengan têluh braja (diibaratkan layaknya Lintang Alihan yang mlêtik-mlêtik).***

Halaman:

Editor: Iyud Walhadi

Sumber: planetarium.jakarta.go.id


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah