"Rakyat yang rasional yang tidak punya agenda apa-apa, menginginkan agar kasus ini (penembakan laska FPI) diselesaikan, siapa pelaku di lapangannya, siapa master mind nya, siapa pengendara misalnya mobil land cruiser hitam itu semua kan harusnya diungkap," tegas Refly Harun.
Tapi, menurut Refly Harun, dalam kasus ini ada keengganan bagi penguasa untuk mengungkapnya dan sayangnya Mahfud MD berat pada di sisi yang enggan melakukan pengungkapan.
"Prof Mahfud juga berdiri di sisi pembubaran FPI, tanpa ada kejelasan, jadi kemarin saya bikin surat tanda terdaftar mestinya SKT (Surat Keterangan Terdaftar), jadi alasan membubarkan FPI pun simpang siur," ungkap Refly Harun.
Bahkan, kata Refly Harun, Mahfud MD dalam satu kesempatan dengan lantang mengatakan bersedia di laknat kalau keputusan membubarkan FPI itu keliru.
"Ini tidak ada kaitannya dengan tanggungjawab kepada Tuhan yang maha kuasa, ini kita bicara mengenai demokrasi dan konstitusi," tegas Refly Harun.***