Network
ISU BOGOR - Sosok yang paling kehilangan atas meninggalnya sastrawan senior Umbu Landu Paranggi adalah Emha Ainun Najib alias Cak Nun.
Cak Nun mengakui Umbu Landu Paranggi adalah seorang guru besar kehidupannya. Bahkan dalam laman caknun.com Mbah Nun begitu biasa disapa Cak Nun menulis detik-detik kepergian Umbu Landu Paranggi.
"Di awal malam kami para sastrawan Yogya dalam acara “SastraLiman” yang diselenggarakan bulanan rutin oleh Majalah “Sabana” mengaji Surat Al-Hasyr dan berdoa memohon kepada Allah agar meneguhkan apa yang terbaik untuk satu-satunya orang di muka bumi yang saya sebut dan resmi saya akui sebagai Guru saya. Umbu Landu Paranggi," tulis Cak Nun, Selasa 6 April 2021.
Baca Juga: Empat Puisi Terbaik Karya Umbu Landu Paranggi
Baca Juga: Cak Nun Angkat Bicara soal Cuitan Abu Janda: Yang Anda Maksud Kearifan Lokal Itu Apa?
Lebih lanjut, Cak Nun menuliskan, menjelang penghujung malam sebelum pukul 03.00 fajar hari, Allah Swt mengambilnya di RS Bali Mandara, sesudah tiga hari sebelumnya ia tidak makan apapun sampai dua hari kemudian harus di-ICU-kan di Rumah Sakit.
"Umbu menghadap Allah dalam keadaan berpuasa dari dunia, sebagaimana hampir seluruh usianya ia jalani dengan lelaku puasa atas berbagai tipuan kemewahan keduniaan, dengan kadar dan bentuk yang saya belum pernah menyaksikannya pada siapapun lainnya," katanya.
Untuk lengkapnya soal kesan dan pesan Cak Nun atas meningalnya Umbu Landu Paranggi adalah sebagai berikut:
