Pimpin Perang dari Terowongan di Jalur Gaza, Pemimpin Hamas Yahya Sinwar Masih Hidup

- 14 Februari 2024, 18:55 WIB
Pemimpin gerakan perlawanan Hamas, Yahya Sinwar di Jalur Gaza masih hidup dan memimpin perang bersama para jenderalnya dari terowongan yang aman (Mustafa Hassona - Anadolu Agency)
Pemimpin gerakan perlawanan Hamas, Yahya Sinwar di Jalur Gaza masih hidup dan memimpin perang bersama para jenderalnya dari terowongan yang aman (Mustafa Hassona - Anadolu Agency) /
ISU BOGOR - Pemimpin gerakan perlawanan Hamas, Yahya Sinwar di Jalur Gaza masih hidup dan memimpin perang bersama para jenderalnya dari terowongan yang aman, menurut seorang analis dunia Arab.

Abdel Bari Atwan, pemimpin redaksi surat kabar Rai al-Youm, mengatakan dalam sebuah artikel yang diterbitkan pada hari Rabu bahwa rezim Tel Aviv tidak akan pernah mencapai Sinwar, dan bahkan jika mereka mencapainya, dia akan melawan sampai peluru terakhir di senjatanya. sebelum menerima kemartiran.

Sementara itu, kantor koordinasi rezim Israel untuk kegiatannya di Palestina telah merilis rekaman yang tampaknya menunjukkan sebuah terowongan tempat Sinwar tinggal bersama keluarganya hingga saat ini.

Baca Juga: Kesepakatan Gencatan Senjata Israel dan Hamas Semakin Dekat

Juru bicara militer Israel Daniel Hagari juga mengkonfirmasi sebelumnya bahwa Sinwar berada dalam “kondisi baik” sebelum pasukan rezim mencapai kompleks tersebut.

Dalam artikelnya, Atwan juga mengatakan ekspresi kegembiraan besar otoritas Zionis atas pembebasan dua tahanan perang dan pembunuhan lebih dari 100 warga Palestina dalam serangan udara besar-besaran di Rafah selatan adalah bukti lain kekalahan rezim tersebut.

“Rezim Zionis sedang mencari kemenangan kecil untuk menipu opini publiknya,” bantahnya, sambil menunjukkan bahwa Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dan Menteri Perang Yoav Gallant menyebut operasi tersebut sebagai “titik balik” dalam proses perang.

Baca Juga: Mantan Kepala Keamanan Israel Sebut Perang di Gaza Sudah Berakhir: Tapi Hamas Tetap Berkuasa

Menurut Atwan, sangat memalukan jika Netanyahu dan para jenderal seniornya langsung mengikuti operasi ini menit demi menit.

Ia menambahkan, “Jika rezim ini kuat dan mengklaim kemenangan, apakah rezim ini akan mengadakan pertemuan khusus untuk mengikuti proses pembebasan dua tahanan perang lanjut usia yang menderita berbagai penyakit, termasuk kanker?”

Setidaknya 28.473 warga Palestina telah terbunuh dan 68.146 lainnya terluka di Gaze sejak 7 Oktober, ketika militer rezim Zionis mengobarkan perang di wilayah yang terkepung tersebut.***

Editor: Iyud Walhadi


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x