Lebih dari 2.800 Pasukan Penjajah Israel Terluka dalam Perang di Gaza

- 12 Februari 2024, 21:01 WIB
Rezim Israel baru-baru ini mengungkap hampir 3.000 pasukan militernya terluka selama lebih dari empat bulan pertempuran sengit di Gaza.
Rezim Israel baru-baru ini mengungkap hampir 3.000 pasukan militernya terluka selama lebih dari empat bulan pertempuran sengit di Gaza. /Foto/IRNA
 

ISU BOGOR - Rezim Israel baru ini membuat pengakuan bahwa  hampir 3.000 pasukan militernya terluka selama lebih dari empat bulan pertempuran sengit di Gaza. Dalam laporan yang dirilis pada hari Senin, media Israel menyatakan bahwa sekitar 1.326 tentara telah terluka sejak dimulainya operasi darat Israel di Gaza pada 17 Oktober.

Namun, angka ini baru menyoroti sebagian kecil dari dampak yang lebih luas dari konflik tersebut. Laporan juga menunjukkan bahwa sekitar 343 pasukan militer Israel masih dirawat di rumah sakit, dengan 27 di antaranya dalam kondisi kritis. Berita tragis lainnya adalah kematian dua tentara Israel dalam bentrokan di Gaza selatan, yang disebutkan dalam laporan tersebut.

Channel 12 milik rezim Israel juga mengungkapkan bahwa kedua anggota militer tersebut tewas dalam serangan pejuang Palestina yang menghadapi perlindungan baju besi mereka. Ini menyoroti tingkat kekerasan dan ketegangan yang terus meningkat dalam konflik yang memakan korban di kedua belah pihak.
 

Tidak hanya itu, tiga tentara lainnya juga terluka dalam pertempuran di Gaza selatan, dan dilaporkan bahwa mereka berada dalam kondisi kritis. Ini adalah gambaran tragis dari harga yang dibayar oleh pasukan Israel dalam upaya mereka untuk mengatasi perlawanan di Gaza.

Namun, angka-angka ini sendiri bisa jadi masih mengalami pengurangan. Meskipun rezim Israel telah mengumumkan bahwa sekitar 566 perwira dan tentaranya telah tewas sejak dimulainya perang di Gaza pada Oktober 2023, sumber-sumber independen memperkirakan bahwa jumlah korban jiwa pasukan Israel jauh lebih tinggi, mungkin mencapai lebih dari 3.000.

Pengungkapan ini menimbulkan pertanyaan serius tentang dampak psikologis, fisik, dan politik dari konflik yang berlarut-larut. Seiring dengan pertempuran yang terus berlanjut, harapan perdamaian semakin kabur, sementara biaya manusiawi konflik ini semakin jelas.
 
 
Israel dan Palestina masih terjebak dalam spiral kekerasan yang tampaknya tidak berujung, dengan pertempuran di Gaza menjadi titik fokus intensitas dan ketidakpastian yang berkelanjutan.***

Editor: Iyud Walhadi


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x