Network
“Mungkin ada risiko tinggi bahwa masuknya senjata ilegal akan mencapai Swedia ketika ada sedikit ketertiban di sana, bahkan mungkin perdamaian,” kata Komisaris Polisi Gunnar Appelgren kepada Radio Swedia.
Sebagaimana dilansir dari Sputnik News, Selasa 7 Juni 2022, sejauh ini, senjata dibutuhkan karena perang, tetapi dalam situasi damai, keberadaan senjata yang dikirim barat bisa jadi ancaman.
"Setelah parang tidak lagi membutuhkan banyak senjata dan kemudian ada bangunan ilegal yang keluar untuk menghasilkan uang,” renung Gunnar Appelgren.
Baca Juga: Barat Terus Kirim Senjata ke Ukraina, Pengamat Rusia: Mengarah Perang Dunia 3
Menurut Radio Swedia, dalam gelombang penembakan fatal baru-baru ini di seluruh Swedia, senjata dari perang di bekas Yugoslavia telah digunakan di sebagian besar kasus.
“Banyak senjata otomatis seperti AK-47, yaitu Kalashnikov, datang. Beberapa tahun yang lalu, granat tangan juga tiba dengan muatan yang sama. Mereka datang dengan kendaraan dan bus,” Gunnar Appelgren menjelaskan.
Sebelumnya, pemikiran serupa telah disuarakan oleh Interpol, yang kepalanya berpendapat bahwa “tidak diragukan lagi” bahwa perdagangan senjata ilegal akan meningkat setelah konflik di Ukraina berakhir.
Menurut Sekretaris Jenderal Interpol Jurgen Stock, pengalaman sebelumnya dari perang Balkan dan teater di Afrika menunjukkan bahwa kelompok kejahatan terorganisir pasti akan mencoba untuk mengeksploitasi kekacauan dan kelimpahan senjata.
Baca Juga: Keluhkan Sanksi anti-Rusia yang Dilancarkan Barat, Ketua Uni Afrika: Merusak Ketahanan Pangan
Dalam beberapa tahun terakhir, Swedia telah jatuh dalam spiral mematikan kekerasan terkait geng dan kejahatan terorganisir, dengan penembakan dan ledakan terkait dengan perang massa etnis sering mendominasi siklus berita.
