"Ini sama sekali bukan pendekatan positif terhadap perdamaian. Saya pikir pencegah nuklir itu sendiri memberikan stabilitas dan perdamaian, seperti yang telah kita lihat selama Perang Dingin. Jadi apa yang dilakukan SNP (Skotlandia) hanyalah sinyal kebajikan ke beberapa markas mereka."
"Mereka menentang penangkal nuklir, terlepas dari apa keadaannya. Mereka menentangnya dari sudut pandang filosofis. Kami tidak dapat menemukan senjata nuklir. Di masa depan, kami akan sangat bersyukur bahwa kami memiliki pencegah nuklir kami," tambah dia.
Baca Juga: Juru Bicara Kremlin: Tak Ada Seorang pun di Rusia yang Berpikir untuk Menggunakan Senjata Nuklir
Prof Ibrahim mengklaim bahwa keputusan Ukraina untuk menyerahkan senjata nuklirnya membuat mereka lebih rentan terhadap invasi Rusia.
"Kenyataan yang disayangkan adalah bahwa jika Ukraina mempertahankan senjata nuklirnya di tanahnya setelah runtuhnya uni soviet, Putin pasti akan berpikir dua kali sebelum dia menyerbunya.
"Ini adalah situasi yang tidak menguntungkan. Negara-negara akan melihat dan menyadari bahwa senjata nuklir adalah polis asuransi utama. Dan Ukraina telah menyadarinya dengan sangat cepat," kata dia sebagaimana dilansir Express UK, Jumat 1 April 2022.
Baca Juga: Keputusan Sudah Bulat, AS Akan Keluarkan Senjata Nuklir Jika Rusia Nekat Lakukan Hal Ini
Dia menambahkan bahwa Inggris adalah salah satu cara utama menyediakan payung nuklir ke Eropa dalam aliansi NATO.
"Jadi, semua itu akan benar-benar kacau," tegas dia.
Namun, pemimpin SNP Westminster Ian Blackford menolak gagasan bahwa senjata nuklir berfungsi sebagai pencegah yang berhasil dari perang nuklir, menyebutnya "tidak masuk akal".