Putus Asa Warga Indonesia Atas Penyebaran Covid-19 Jadi Sorotan Media Internasional, Dianggap Frustasi

- 24 Juli 2021, 13:28 WIB
Wakil Wali Kota Bogor Dedie A. Rachim saat meninjau TPU Khusus Covid-19 di Kelurahan Situ Gede, Bogor Barat, Kota Bogor, Kamis 15 Juli 2021
Wakil Wali Kota Bogor Dedie A. Rachim saat meninjau TPU Khusus Covid-19 di Kelurahan Situ Gede, Bogor Barat, Kota Bogor, Kamis 15 Juli 2021 /Prokompim Kota Bogor

Kata beberapa pakar kesehatan masyarakat pelonggaran pembatasan kemungkinan prematur dan berpotensi berbahaya.

Sementara kasus telah menurun, lebih dari 56.000 pada pertengahan Juli ini, kini menjadi 49.000 pada Jumat, 23 Juli.

Baca Juga: Pemimpin Revolusi Iran Ayatollah Ali Khamenei Terima Dosis Kedua Vaksin COVID-19 Buatan Sendiri

Namun, ahli epidemiologi mengatakan tingkat pengujian juga turun pada periode yang sama, sehingga sulit untuk menentukan apakah ada penurunan yang sebenarnya.

Bahkan jika kasusnya mendatar, pembatasan santai tidak disarankan mengingat tingkat hunian rumah sakit dan tingkat kematian tetap tinggi, kata mereka.

Tingkat kematian Indonesia saat ini tiga kali lebih tinggi dari rata-rata global.

Menurut Our World in Data, sementara hampir 2.500 orang telah meninggal dalam isolasi atau di luar rumah sakit sejak Juni, kata inisiatif data independen, Lapor COVID-19.

Pembatasan sosial yang berlaku sejak 3 Juli seperti bekerja dari rumah dan pusat perbelanjaan yang ditutup saat ini terbatas di pulau Jawa dan Bali dan 'zona merah' lainnya di seluruh negeri.

Menteri Senior Luhut Pandjaitan mengatakan ini dapat dikurangi pada Senin, 26 Juli 2021 jika kasus terus turun dan indikator lainnya membaik.

Dia juga mengatakan kondisi sosiologis masyarakat akan menjadi faktor dalam keputusan tersebut.

Halaman:

Editor: Chris Dale

Sumber: Reuters


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x