Pesawat C-130 membawa pasukan yang baru lulus untuk operasi kontra-pemberontakan di selatan dan telah mencoba mendarat di pulau Jolo sebelum jatuh dan terbakar.
Juru bicara militer Edgard Arevalo mengatakan pesawat itu dalam kondisi sangat baik dan memiliki sisa 11.000 jam terbang sebelum pemeliharaan berikutnya dijadwalkan.
"Kami bertekad untuk mencari tahu apa yang sebenarnya terjadi dalam insiden yang sangat tragis ini, karena menurut informasi yang tersedia pesawat mengikuti protokol yang ditentukan," katanya dalam konferensi pers.
Kesaksian
Seorang kerabat dari tiga warga sipil yang tewas, Agga Ahaddi mengaku menyaksikan kejadian jatuhnya pesawat C-130 itu.
Agga sedang bekerja di sebuah tambang terdekat ketika dia melihat pesawat itu menabrak rumah keluarganya.
Kemudian menabrak yang lain di mana kerabatnya tinggal, sebelum meledak.
"Ketika pesawat pertama jatuh, itu melewati rumah kami," katanya.