Dalam insiden sebelumnya di bagian lain Myanmar, tentara telah menanggapi dengan artileri dan serangan udara setelah kelompok milisi melancarkan serangan terhadap tentara.
Korban di kedua sisi dan puluhan ribu orang pun mengungsi dari rumah mereka.
Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa PBB pada hari Jumat, 18 Juni 2021 menyerukan penghentian aliran senjata ke Myanmar dan mendesak militer untuk menghormati hasil pemilihan November 2020.
PBB pun mendesak militer membebaskan tahanan politik, termasuk Aung San Suu Kyi.
Namun, Pada Sabtu, 19 Juni 2021 kementerian luar negeri Myanmar merilis pernyataan yang menolak resolusi PBB.
Baca Juga: Ledakan Misterius Sasar Pro Militer Myanmar, 2 Orang Tewas, 6 Orang Terluka
Disebutkan resolusi PBB 'berdasarkan tuduhan sepihak dan asumsi yang salah'.
Pasukan keamanan telah menewaskan sedikitnya 873 pengunjuk rasa sejak kudeta, menurut kelompok aktivis Asosiasi Bantuan untuk Tahanan Politik. Akan tetapi junta militer Myanmar membantah angka itu.***