Pertempuran Kembali Dimulai, Militer Myanmar Dikabarkan Serbu Milisi di Kota Mandalay Jatuhkan Korban

- 22 Juni 2021, 19:54 WIB
MIliter Myanmar membakar desa Kin Ma , akibatkan 4 warga lanjut usia tewas
MIliter Myanmar membakar desa Kin Ma , akibatkan 4 warga lanjut usia tewas /radio free asia

ISU BOGOR - Situasi Myanmar kembali memanas dengan kabar militer menyerbu milisi di Kota Mandalay hingga kembali jatuh korban.

Kelompok masyarakat tandingan militer atau milisi yang menentang kudeta terhadap pemimpin terpilih Aung San Suu Kyi pun mengaku tak terima atas kejdian itu.

Pasukan keamanan Myanmar yang didukung oleh kendaraan lapis baja bentrok pada hari Selasa, 22 Juni 2021 dengan kelompok milisi yang baru dibentuk di kota terbesar kedua Myanmar, yaitu Mandalay.

Baca Juga: Militer Myanmar Terkungkung, Inggris Tambah Boikot 3 Aset Penyuplai Dana Kekejaman Kudeta

Menurut anggota kelompok dan laporan media setempat bentrokan tersebut dikabarkan mengakibatkan setidaknya 2 korban.

Hingga saat ini, pertempuran yang melibatkan milisi bersenjata ringan biasanya terjadi di kota-kota kecil dan daerah pedesaan.

Tetapi kini, sebuah kelompok yang mengaku sebagai Pasukan Pertahanan Rakyat baru Mandalay mengatakan anggotanya akan bereaksi atas tindakan tentara yang menyerbu salah satu pangkalannya.

"Pertempuran telah dimulai. Akan ada lebih banyak perkelahian," kata seorang anggota milisi yang diidentifikasi sebagai Kapten Tun Tauk Naing melalui telepon.

Baca Juga: Kudeta Militer Bantai 860 Warga, Uni Eropa Boikot Aset dan Sanksi 8 Pejabat Myanmar

 

Suara tembakan senjata berulang kali dapat terdengar dalam rekaman video yang diambil oleh seorang penduduk di daerah tersebut.

Media lokal setempat, Myanmar Now melaporkan Sekitar 20 tentara telah melakukan serangan terhadap kelompok yang memicu baku tembak dengan militer yang mengerahkan tiga mobil lapis baja ke daerah itu.

Pejabat lain dari kelompok milisi mengatakan kepada portal berita Mizzima bahwa enam anggotanya telah ditangkap dan dua tentara tewas.

Sayangnya, juru bicara junta tidak menjawab panggilan untuk meminta komentar.

 

Baca Juga: Putin Dikabarkan Tidak Ingin Bertemu Min Aung Hlaing, Nyatanya Perkuat Kerjasama dengan Militer Myanmar

Myawaddy Television (MWD) milik tentara, dalam sebuah laporan di saluran pesan Telegram, mengatakan pasukan keamanan telah menggerebek sebuah rumah dan 'teroris bersenjata' telah melawan dengan senjata kecil dan bom.

Dikatakan empat 'teroris' telah tewas dan delapan ditangkap sementara beberapa pasukan keamanan terluka parah.

Penguasa militer Myanmar telah mencap bayangan Pemerintah Persatuan Nasional yang menentang junta sebagai kelompok teroris dan menyalahkannya atas pemboman, pembakaran dan pembunuhan.

Dalam insiden sebelumnya di bagian lain Myanmar, tentara telah menanggapi dengan artileri dan serangan udara setelah kelompok milisi melancarkan serangan terhadap tentara.

Baca Juga: Tindakan Embargo Senjata PBB ke Myanmar Ditolak Militer, Legitimasi Duta Besarnya ke Indonesia Dipertanyakan 

Korban di kedua sisi dan puluhan ribu orang pun mengungsi dari rumah mereka.

Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa PBB pada hari Jumat, 18 Juni 2021 menyerukan penghentian aliran senjata ke Myanmar dan mendesak militer untuk menghormati hasil pemilihan November 2020.

PBB pun mendesak militer membebaskan tahanan politik, termasuk Aung San Suu Kyi.

Namun, Pada Sabtu, 19 Juni 2021 kementerian luar negeri Myanmar merilis pernyataan yang menolak resolusi PBB.

Baca Juga: Ledakan Misterius Sasar Pro Militer Myanmar, 2 Orang Tewas, 6 Orang Terluka

Disebutkan resolusi PBB 'berdasarkan tuduhan sepihak dan asumsi yang salah'.

Pasukan keamanan telah menewaskan sedikitnya 873 pengunjuk rasa sejak kudeta, menurut kelompok aktivis Asosiasi Bantuan untuk Tahanan Politik. Akan tetapi junta militer Myanmar membantah angka itu.***

Editor: Chris Dale

Sumber: REUTERS


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x