Gempa Bumi Turki 7,9 SR Tewaskan Lebih dari 50 Orang, Warga: Kami Terguncang 3 Kali

6 Februari 2023, 12:07 WIB
Gempa Bumi Turki 7,9 SR Tewaskan Lebih dari 50 Orang, Warga: Kami Terguncang 3 Kali /Reuters

ISU BOGOR - Gempa besar berkekuatan 7,9 SR menewaskan lebih dari 50 orang di Turki selatan pada Senin, 6 Februari 2023.

Gempa yang dirasakan di Siprus, Lebanon dan Suriah, meruntuhkan puluhan bangunan dan memicu pencarian korban selamat di bawah reruntuhan di jalan-jalan bersalju.

Otoritas Turki mengerahkan tim penyelamat dan memasok pesawat ke wilayah sekitar kota Kahramanmaras, sembari mengumumkan "alarm level 4" yang menyerukan bantuan internasional.

Pernyataan awal oleh para pejabat menyebutkan jumlah korban tewas setidaknya 23 di provinsi Malatya Turki, 17 di Sanliurfa, enam di Diyarbakir dan lima lainnya di Osmaniye Selatan melintasi perbatasan di Suriah.

Baca Juga: Gempa Magnitudo 6,0 Guncang Turki, 35 Orang Luka-luka

"Saya tidak pernah merasakan hal seperti ini dalam 40 tahun hidup saya," kata Erdem, warga kota Gaziantep, Turki, dekat pusat gempa, yang menolak menyebutkan nama belakangnya.

"Kami terguncang paling tidak tiga kali dengan sangat kuat, seperti bayi di buaian. Masih terlalu gelap untuk melihat sifat kerusakannya," tambahnya sebagaimana dikutip Reuters, Senin, 6 Februari 2023.

"Semua orang duduk di mobil mereka, atau mencoba mengemudi ke ruang terbuka yang jauh dari bangunan," katanya melalui telepon.

"Saya membayangkan tidak ada satu orang pun di Gaziantep yang ada di rumah mereka sekarang," tambahnya.

Baca Juga: PKK Kurdi Bantah Terlibat dalam Serangan Ledakan Bom di Istanbul Turki

Getaran itu berlangsung sekitar satu menit dan menghancurkan jendela, menurut seorang saksi mata Reuters di Diyarbakir, 350 km (218 mil) ke timur, di mana seorang pejabat keamanan mengatakan sedikitnya 17 bangunan runtuh.

Otoritas setempat mengatakan 16 bangunan runtuh di Sanliurfa dan 34 di Osmaniye.

Penyiar TRT dan Haberturk menunjukkan rekaman orang-orang yang mengambil puing-puing bangunan, memindahkan tandu, dan mencari korban selamat di Kahramanmaras, yang masih gelap.

"Pekerjaan utama kami adalah melakukan pekerjaan pencarian dan penyelamatan dan untuk melakukan itu semua tim kami dalam keadaan siaga," kata Menteri Dalam Negeri Suleyman Soylu kepada wartawan.

Baca Juga: Kapal Perang Turki Berlabuh di Israel, Manuver NATO di Laut Mediterania

Pusat Penelitian Geosains Jerman (GFZ) mengatakan gempa terjadi pada kedalaman 10 km (6 mil), sementara layanan pemantauan EMSC mengatakan sedang menilai risiko tsunami.

Survei Geologi AS (USGS) melaporkan serangkaian gempa bumi lebih lanjut setelah gempa awal, yang berkekuatan 7,8. Ada gempa berkekuatan 6,7 di Gaziantep dan satu lagi berkekuatan 5,6 di daerah kota Nurdag.

Otoritas Penanggulangan Bencana dan Darurat Turki (AFAD) memperkirakan gempa berkekuatan 7,4 SR di dekat Kahramanmaras dan kota besar Gaziantep, dekat perbatasan Suriah.

Media pemerintah Suriah mengatakan sejumlah besar bangunan runtuh di provinsi Aleppo, sementara sumber di pegawai sipil Hama mengatakan beberapa bangunan runtuh di sana.

Baca Juga: Putin Sumringah Arab Saudi, Turki, dan Mesir Akan Gabung BRICS

"Lukisan jatuh dari dinding rumah," kata Samer, warga ibu kota Damaskus. "Saya bangun dengan ketakutan. Sekarang kami semua berpakaian dan berdiri di depan pintu."

Orang-orang di Damaskus, dan di kota-kota Beirut dan Tripoli di Lebanon, berlari ke jalan dan pergi ke mobil mereka untuk menjauh dari gedung mereka jika mereka runtuh, kata saksi mata.

Getaran juga dirasakan semalam di Ankara, 460 km (286 mil) barat laut pusat gempa, dan di Siprus, di mana polisi melaporkan tidak ada kerusakan.

Daerah ini secara teratur dilanda gempa bumi yang kuat.

Baca Juga: Jet Rusia Terbang ke Wilayah Udara NATO Turki, Tak Lama Angkatan Udara AS Melintas

"Gempa bumi melanda wilayah yang kami khawatirkan. Ada kerusakan serius yang menyebar luas," kata Kerem Kinik, kepala badan bantuan Bulan Sabit Merah Turki, kepada Haberturk, mengeluarkan seruan untuk donor darah.***

Editor: Iyud Walhadi

Sumber: Reuters

Tags

Terkini

Terpopuler