AS Prediksi Pemerintahan Ashraf Ghani Afganistan Bisa Digulingkan Taliban

9 Juli 2021, 23:13 WIB
Presiden Afganistan, Ashraf Ghani. //Twitter/@AriaNews

ISU BOGOR - Para militan Taliban dengan cepat merebut wilayah yang pernah dikuasai oleh pemerintah Presiden Ashraf Ghani di Afganistan yang didukung AS.

Ini menimbulkan kekhawatiran bahwa mereka pada akhirnya dapat mencoba menggulingkan Ashraf Ghani dari pusat pemerintahan di Kabul.

Seorang juru bicara Dewan Keamanan Nasional Gedung Putih mengutuk keras semua pembunuhan yang ditargetkan di Afghanistan.

Baca Juga: Afganistan Genting! Pilot Angkatan Udara Ditembak Mati di Kepala oleh Taliban di Depan Anaknya

AS menekankan untuk terus berkomitmen memberikan bantuan keamanan kepada militer Afghanistan.

Respon AS menyusul peristiwa seorang Mayor Angkatan Udara Afghanistan bernama Dastagir Zamaray ditembak mati di kepala oleh Kelompok Taliban di depan anaknya.

Angkatan Udara Afghanistan sangat bergantung pada pelatihan, peralatan dan pemeliharaan AS serta logistik untuk memastikan pipa amunisi dan suku cadang yang andal.

Pentagon belum sepenuhnya merinci bagaimana hal itu akan membuat penerbang Afghanistan tetap terbang setelah misi yang dipimpin AS secara resmi berakhir dalam beberapa minggu mendatang, seperti yang diperintahkan oleh Presiden Joe Biden.

Diberitakan sebelumnya,anak Zamaray tentara yang ditembak mati Taliban tak menyangka ayahnya begitu cepat meninggalkannya saat hendak mencari rumah baru.

Ia hanya bisa tercengang melihat ayahnya ditembak mati di kepala oleh seseorang kelompok Taliban yang menghampiri saat Zamaray bernegosiasi rumah baru.

Dengan was-was, sejak awal Zamaray memilih menjual rumahnya setelah Taliban kembali berusaha mengusai militer Afganistan setelah ditinggalkan Pasukan Amerika Serikat (AS) beberapa minggu lalu.

Baca Juga: AS Keluarkan Teguran yang Jarang Terjadi Kepada Israel Terkait Pembongkaran Rumah Warga Palestina

Zamaray begitu takut akan pembunuhan Taliban terhadap pasukan yang tidak bertugas di Kabul.

Sehingga dia memutuskan untuk menjual rumahnya untuk pindah ke kantong yang lebih aman di ibukota Afghanistan yang luas.

Alih-alih disambut oleh calon pembeli di kantor makelarnya awal tahun ini, pilot berusia 41 tahun itu dihadang oleh seorang pria bersenjata yang berjalan masuk.

Kemudiann tanpa sepatah kata pun, menembak mati agen real estat tepat di mulutnya saat sedang mempromosikan rumah.

Zamaray segera meraih pistolnya tetapi pria bersenjata itu menembaknya juga di kepala.

Ayah dari tujuh anak itu pingsan dan tewas di atas putranya yang berusia 14 tahun saat ikut bernegosiasi rumah baru.

Dikatakan keluarganya, bocah itu selamat, tetapi nyaris tidak berbicara lagi,

"Zamaray hanya pergi ke sana karena dia secara pribadi mengenal makelar dan menganggapnya aman. Kami tidak tahu bahwa dia tidak akan pernah kembali," kata Samiullah Darman, saudara iparnya kepada Reuters.

Baca Juga: Sejumlah Negara Pengguna Vaksin asal China Berlomba Suntikan Booster Dosis Ketiga untuk Cegah Varian Delta

Menurut dua pejabat senior pemerintah Afghanistan, setidaknya tujuh pilot Afghanistan, termasuk Zamaray, telah dibunuh di luar pangkalan dalam beberapa bulan terakhir.

Serangkaian pembunuhan yang ditargetkan ini dan belum pernah ada laporan serupa sebelumnya menggambarkan apa yang diyakini para pejabat AS dan Afghanistan.

Yaitu upaya Taliban yang disengaja untuk menghancurkan salah satu aset militer Afghanistan yang paling berharga, korps pilot militer yang dilatih AS dan NATO.

Dengan melakukan itu, Taliban yang tidak memiliki angkatan udara ingin menyamakan kedudukan saat mereka melakukan serangan darat besar-besaran.

Reuters mengkonfirmasi identitas dua pilot yang terbunuh melalui anggota keluarga.

Menanggapi pertanyaan dari Reuters, juru bicara Taliban Zabihullah Mujahid mengkonfirmasi bahwa benar kelompok itu telah membunuh Zamaray.

Mereka telah memulai sebuah program yang akan membuat pilot Angkatan Udara Afghanistan ditargetkan dan dihilangkan karena mereka semua melakukan pemboman terhadap rakyat mereka.

Baca Juga: Mengejutkan, Presiden Filipina Berniat Mencalonkan Diri Jadi Capres Setelah Jabatannya Berakhir

Sebuah laporan PBB mendokumentasikan 229 kematian warga sipil yang disebabkan oleh Taliban di Afghanistan dalam tiga bulan pertama tahun 2021, dan 41 kematian warga sipil yang disebabkan oleh Angkatan Udara Afghanistan selama periode yang sama.

Pemerintah Afghanistan belum secara terbuka mengungkapkan jumlah pilot yang terbunuh dalam pembunuhan yang ditargetkan.

Kementerian Pertahanan negara tidak menanggapi permintaan komentar.

Pentagon mengatakan pihaknya mengetahui kematian beberapa pilot Afghanistan dalam pembunuhan yang diklaim oleh Taliban, tetapi menolak mengomentari intelijen dan penyelidikan AS.***

Editor: Chris Dale

Sumber: Reuters

Tags

Terkini

Terpopuler