ISU BOGOR - Juru Bicara Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) Rusia Maria Zakharova memprotes seruan Prancis yang tidak mengakui vaksin Covid-19 dari Rusia dan China.
Seruan dari Kemenlu Prancis itu, kata Maria Zakhrova sebagai perpaduan rasisme, hegemonisme kekaisaran, dan neo-Nazisme.
"Pernyataan seperti itu tidak dapat diterima. Ini adalah campuran rasisme, hegemonisme kekaisaran, dan neo-Nazisme," ucap Maria Zakhrova dikutip dari TASS, Kamis 8 Juli 2021.
Baca Juga: Piala Eropa 2020: Tidak Ada Iklan Pelangi di Lapangan Rusia dan Azerbaijan
Menurutnya, seruan itu secara tidak langsung melarang seluruh rakyat untik mendapatkan hak dan kesempatan yang sama.
"Dan ini dilakukan dengan melanggar hukum, etika, dan moral, mendorong dunia ke arah konfrontasi di tingkat yang lebih tinggi," kata Maria Zakrova.
Rusia juga menyebut seruan tersebut sebagai bentuk ketegangan, sinisme, dan kebrutalan, yang diperjuangkan negara-negara Barat demi keuntungan.
Baca Juga: Angka Kematian Akibat Covid-19 Capai 3.320, Myanmar Pilih Beli Vaksin Rusia
Sehingga Prancis dianggap meninggalkan cita-cita humanistik mereka sendiri tanpa memikirkan nasib jutaan orang selama upaya kemanusiaan melawan pandemi, sangat mengejutkan.