ISU BOGOR - Perlahan mulai terungkap sejumlah fakta terkait situasi dan kondisi Timor Leste yang sedang berada diambang kebangkrutan akibat krisis ekonomi dan salah urus. Bahkan, hal tersebut diakui salah satu elit partai pemerintah Fretilin yang menyebutkan penderitaan rakyat Timor Leste saat ini, akibat tidak becusnya kepemimpinan terdahulu.
Wakil Ketua Fraksi Fretilin Francisco Miranda Branco menyatakan bahwa Timor Leste telah menempuh perjalanan panjang yakni hampir satu setengah dekade dengan dana kami sendiri dan bantuan dari mitra untuk pembangunan nasional.
"Untuk waktu yang cukup lama sebagai sebuah negara, kami telah menghabiskan banyak uang, tetapi belum berinvestasi, uang habis hanya menguntungkan sebagian golongan,” keluh Francisco sebagaimana dilansir Oekusi Post media lokal Timor Leste, Jumat 2 Oktober 2020.
Baca Juga: Australia Terlibat Invasi Indonesia ke Timor Leste? Simak Paparan Ini
Meski kondisi riil negaranya sudah berbeda dengan kondisi tahun 2002 hingga 2007 yang jauh lebih sulit, namun Francisco enggan mengakui keberhasilan Xanana Gusmao, malah menuding sebaliknya sebagai biang dari kebangkrutan.
"Konsekuensi dari politik ini adalah hingga sekarang setelah kita mengeluarkan dana senilai 14 miliar dollar AS, rakyat kita masih menderita karena kesulitan air bersih," ungkap Branco.
Tak hanya sulitnya air bersih di pelosok, Branco menilai, kondisi ibukota negara Timor Leste yakni Kota Dili, rakyatnya mengalami penderitaan serupa sejak 2015, padahal sesuai metode Renstra Pembangunan Nasional 2011-2030 harusnya dirasakan.
Branco menilai, ibu kota Díli dulu termasuk kota bersih dengan tata kota yang baik.