Cahaya di Tengah Kegelapan: Solidaritas untuk Gaza di Bulan Ramadan

- 8 Maret 2024, 21:27 WIB
Di balik bayangan agresi yang mengancam kehidupan di Gaza, cahaya solidaritas teranggung. Di Tepi Barat, tempat warga Palestina merasakan beban kesedihan.
Di balik bayangan agresi yang mengancam kehidupan di Gaza, cahaya solidaritas teranggung. Di Tepi Barat, tempat warga Palestina merasakan beban kesedihan. /Foto/Quds Press

ISU BOGOR - Di balik bayangan agresi yang mengancam kehidupan di Gaza, cahaya solidaritas teranggung. Di Tepi Barat, tempat warga Palestina merasakan beban kesedihan, tidak ada hiasan atau kegembiraan yang biasanya menghiasi Ramadhan. Mereka merasa terikat oleh penderitaan saudara-saudara mereka di Jalur Gaza, merenungkan realitas yang pahit di tengah berkah bulan suci.

Ibu Masa Jarad, seorang ibu rumah tangga dan pegawai pemerintah, mengungkapkan ketidakmampuannya untuk merayakan Ramadhan dengan semangat seperti biasanya. "Kehidupan yang dijalani rakyat Gaza membuat kita semua merasa terbatasi dalam segala hal," katanya dengan suara gemetar. Baginya, Ramadhan kali ini adalah tentang doa dan kesedihan, bukan kegembiraan dan dekorasi.

Di tengah krisis ekonomi yang membelit Palestina, Mosaddeq Abu Helwan, seorang pegawai pemerintah, merasakan tekanan yang tak tertahankan. Meskipun antrian panjang di ATM hanya memberikan sebagian dari gaji bulanannya, dia terus berjuang untuk mencukupi kebutuhan keluarganya yang besar. "Apa yang bisa kami lakukan dengan 65% dari gaji? Untuk sewa rumah, biaya pendidikan anak-anak, atau bahkan untuk menyediakan makanan yang cukup selama bulan Ramadhan?" tanyanya dengan putus asa.

Baca Juga: Desak PBB Lawan Tuduhan Israel, Iran Sebut Pengalihan Kekejaman Zionis di Gaza

Meskipun demikian, di tengah penderitaan ini, ada cahaya harapan. Jalal al-Din, seorang mahasiswa, bersama dengan sekelompok influencer Palestina, meluncurkan kampanye solidaritas di media sosial dengan tema "Kita semua bersama Gaza di bulan Ramadhan." Melalui video, gambar, dan pesan, mereka menyuarakan dukungan untuk rakyat Gaza, meminta mereka yang berpuasa di seluruh dunia untuk menunjukkan solidaritas dan menahan diri dari perayaan yang berlebihan.

"Dekorasi apa yang bisa kita bangun, ketika rumah-rumah mereka di Gaza hancur oleh bom?" Jalal al-Din bertanya, suaranya penuh dengan emosi. "Kita harus bersatu dalam doa dan dukungan, mengalihkan perhatian kita dari kebahagiaan pribadi untuk merangkul kesengsaraan mereka."

Kampanye ini mencoba membangun kesadaran dan empati di antara umat Muslim di seluruh dunia. Dengan harapan bahwa suara solidaritas akan mengatasi suara kekerasan, mereka memohon kepada Tuhan untuk memberikan kekuatan kepada mereka yang menderita, dan untuk membawa kedamaian yang lama dinanti-nanti ke tanah yang terluka ini.***

Editor: Iyud Walhadi


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x