Gotabaya Rajapaksa Kabur ke Maldives, Sri Lanka Jadi Negara Darurat

- 13 Juli 2022, 15:52 WIB
Presiden Sri Lanka Gotabaya Rajapaksa melarikan diri dari negara itu pada hari Rabu bersama istri dan dua penjaga keamanannya.
Presiden Sri Lanka Gotabaya Rajapaksa melarikan diri dari negara itu pada hari Rabu bersama istri dan dua penjaga keamanannya. /Foto/Dok.Reuters
ISU BOGOR - Presiden Sri Lanka Gotabaya Rajapaksa melarikan diri dari negara itu pada hari Rabu 13 Juli 2022 bersama istri dan dua penjaga keamanannya.

Hal itu dilakukan Gotabaya Rajapaksa setelah berbulan-bulan demonstrasi oleh ribuan orang yang menuntut dia pergi dan puncaknya ribuan warga menduduk kediaman Presiden Sri Lanka.

"Presiden yang terkepung itu berangkat dengan pesawat angkut Angkatan Udara ke negara kepulauan Maladewa pada Rabu pagi," kata Juru Bicara Kementerian Pertahanan Sri Lanka Kolonel Nalin Herath dikutip dari Sputnik pada Rabu 13 Juli 2022.

Baca Juga: Gotabaya Rajapaksa, Presiden Sri Lanka Akan Mundur Secara Resmi pada 13 Juli 2022

Tak hanya itu, Angkatan Udara Sri Lanka mengklaim langkah itu dilakukan di bawah kekuasaan eksekutif yang dipegang oleh Presiden, menambahkan keberangkatan telah diselesaikan dengan semua formalitas hukum.

Kaburnya Gotabaya Rajapaksa juga dikonfirmasi oleh Kantor Perdana Menteri. Bahkan, Ketua Parlemen Mahinda Yapa Abeywardana mengungkapkan bahwa Rajapaksa berangkat ke Maladewa tanpa mengajukan pengunduran diri.

"Kami belum menerima pengunduran diri Presiden Sri Lanka Gotabaya Rajapaksa, tapi kami berharap bisa mendapatkannya dalam sehari," kata pembicara.

Baca Juga: Diserbu Ribuan Demonstran, Presiden Sri Lanka Tinggalkan Kediamannya

Sebagaimana dilansir, Daily Mirror melaporkan bahwa Rajapaksa menandatangani surat pengunduran diri, dan Pembicara akan membuat pengumuman resmi pada hari Rabu.

Presiden berusia 73 tahun, seorang perwira militer karir, akan menjadi anggota terakhir dari keluarga Rajapaksa yang meninggalkan pemerintahan.

Pada bulan Mei, Mahinda Rajapaksa, perdana menteri dan kakak laki-laki presiden, dipaksa mengundurkan diri setelah protes selama berbulan-bulan berubah menjadi kekerasan, menewaskan sembilan orang dan melukai lebih dari 230 orang.

Halaman:

Editor: Iyud Walhadi

Sumber: Sputnik


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x