Jika terjadi bencana yang mengakhiri planet, bukan tumbukan asteroid itu sendiri yang akan membunuh sebagian besar manusia, juga bukan letusan gunung berapi atau rudal nuklir yang mengenai sasarannya.
Para ahli telah memperingatkan bahwa konsekuensi paling mematikan dari bencana semacam itu adalah gagal panen yang berlangsung selama bertahun-tahun dan menyebabkan kelaparan massal.
Baca Juga: Anak Indigo Tigor Otadan Ramal Kiamat Kecil: Tapi 2022 dan 2023 Akan Lebih Gede
Ketika ketegangan nuklir antara Rusia dan NATO mencapai ketinggian baru, tim peneliti internasional telah membuat peta jalan untuk bertahan dari "skenario pengurangan sinar matahari yang tiba-tiba".
Dalam sebuah makalah baru yang diterbitkan dalam jurnal Nutrients, para peneliti berpendapat bahwa dengan kerja sama global, umat manusia dapat bertahan dari peristiwa bencana, seperti perang nuklir.
Juan García Martínez, dari Alliance to Feed the Earth in Disasters mengatakan bahwa pihaknya mencoba untuk mempromosikan kesiapsiagaan.
Baca Juga: Presiden Ukraina Yakin 'Kiamat' Chernobyl Akan Terulang Jika Rusia Lakukan Hal Ini
"Budaya memiliki institusi, pemerintah, dan perusahaan yang siap menghadapi semacam bencana global yang telah diabaikan,” kata dia.
Tepat setelah bencana terjadi, para akademisi mencatat bahwa manusia akan sangat bergantung pada makanan yang disimpan dan warisan, seperti makanan kaleng.
Mereka memperkirakan bahwa dunia memiliki persediaan beberapa bulan pada satu waktu, yang akan cepat habis jika terjadi bencana nuklir.