“Ukraina hari ini adalah bagian dari rangkaian yang jauh lebih lama daripada Suriah,” kata seorang mantan perwira senior NATO dikutip dari The Guardian, Kamis 10 Maret 2022.
Bahkan, kata dia, klaim Rusia temukan senjata biologis ini lebih jauh lagi yakni saat perang di Chechnya – secara politik, dalam hal kebijakan luar negeri, dalam hal dinamika internal Rusia termasuk taktik mesin perang Rusia.
Baca Juga: Kisah Penembak Jitu Paling Mematikan di Dunia yang Gabung dengan Tentara Ukraina Lawan Rusia
"Satu-satunya kejutan selama dua minggu terakhir adalah betapa tidak bergunanya angkatan bersenjata Rusia. Kita semua adalah korban dari pengalaman kita, dan pengalaman Putin adalah bisa lolos dengan hampir semua hal yang dia inginkan dalam setiap dimensi peperangan," ungkapnya.
Pembinaan konflik yang membekukan secara terang-terangan di negara-negara terkenal seperti Georgia dan Ukraina, perusakan pemerintahan yang tersebar luas dan sulit disembunyikan melalui perang hibrida, penggunaan taktik paling brutal, penghancuran seluruh kota besar dan kecil bersama penduduknya.
“Pengalamannya adalah bahwa Anda dapat meraih kemenangan menggunakan bahan peledak berat dalam sorotan penuh perhatian media barat. Dan dengan kontrol yang sangat efektif terhadap populasi [patriotik]nya sendiri, dia tidak perlu takut di rumah,” tuturnya.
Baca Juga: Update Perang Rusia vs Ukraina: Presiden Zelensky Sebut Genosida Sedang Terjadi
Jika, dibandingkan dengan rawa yang ditemukan di Ukraina dan reaksi internasional terhadap invasinya, Suriah merupakan intervensi yang relatif murah bagi Moskow.
Pilotnya menjalankan pengeboman tanpa rasa takut yang serius akan ditembak dari langit, persenjataan beratnya menguasai kota-kota besar dan kecil dan mesin disinformasinya menang dengan cepat.
Sementara itu, Direktur Program Suriah dan Kontra-Terorisme di Middle East Institute, Charles Lister mengatakan cakupan perang Ukraina dengan Suriah sangat berbeda.