ISU BOGOR - Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg menuduh Rusia merencanakan serangan ke Ukraina.
Pada saat yang sama ia juga menyangkal validitas komitmen aliansi pada tahun 1991 untuk tidak memperluas ke timur.
"Tidak ada pasukan yang ditarik, seperti yang dikatakan Rusia, tetapi pasukan baru sedang ditambahkan," kata Stoltenberg kepada penyiar publik Jerman ARD pada hari Sabtu dilansir dari Sputnik, Minggu 20 Februari 2022.
Baca Juga: Konflik Rusia dan Ukraina Pecah, Ini Keuntungan yang Didapat Amerika Kata Pengamat
Ia mengklaim bahwa semua tanda menunjukkan Rusia sudah merencanakan serangan skala penuh ke Ukraina.
Menurut kepala NATO, ada indikasi bahwa Rusia diduga bersiap untuk membuat dalih untuk menyerang Ukraina.
Stoltenberg mengatakan bahwa hal tersebut sangat mengkhawatirkan warga sipil.
Baca Juga: Jika Rusia Lakukan Serangan ke Ukraina, Wakil Presiden AS Pastikan Hal Buruk Ini Akan Terjadi
Sehingga mereka terpaksa harus dievakuasi dari republik yang memproklamirkan diri Donetsk dan Luhansk (DPR dan LPR) di tengah peningkatan pelanggaran gencatan senjata di tenggara (Donbas).
Namun, kepala NATO mengatakan bahwa tuduhan genosida yang terjadi di Donbas yang didominasi berbahasa Rusia adalah "palsu."