Prancis Tetap Waspadai Turki Soal Ketegangan yang Mereda dengan NATO

- 25 Juni 2021, 22:33 WIB
Presiden Prancis Emmanuel Macron.
Presiden Prancis Emmanuel Macron. /REUTERS/Siphiwe Sibeko

ISU BOGOR - Presiden Prancis Emmanuel Macron tetap mewaspadai Turki meskipun telah coba meredakan ketegangan dengan negara-negara NATO soal beberapa hal, termasuk Afganistan.

“Ketegangan telah mereda dalam beberapa pekan terakhir”, kata Macron pada konferensi pers ketika berbicara tentang Turki.

"Kami akan terus waspada sepanjang musim panas tetapi juga untuk kembali terlibat dalam kerja bersama", tambahnya.

 

Baca Juga: Inggris Tak Mau Akui Klaim Rusia Atas Krimea Meski Bisa Picu Perang Dunia 3




Sebelumnya, kata Menteri Pertahanan Turki Hulusi Akar, mengaku tidak akan mengirim pasukan tambahan ke Afghanistan sebagai bagian dari rencana untuk menjalankan dan mengamankan bandara Kabul, menyusul penarikan AS dan NATO dari negara itu.

Turki telah menawarkan untuk menjaga dan menjalankan bandara Hamid Karzai setelah penarikan NATO dan telah mengadakan pembicaraan dengan Amerika Serikat mengenai dukungan logistik dan keuangan untuk misi tersebut.

Misi itu bisa menjadi area kerja sama potensial antara Ankara dan sekutunya di tengah hubungan yang tegang, karena keamanan bandara sangat penting untuk operasi misi diplomatik di luar Afghanistan setelah penarikan.

Turki merasa tidak dapat melaksanakan misi tanpa dukungan.

Berbicara kepada wartawan di parlemen, Akar mengatakan Turki memiliki pasukan militer di Afghanistan yang bekerja di bawah Misi Dukungan Tegas NATO untuk menjaga bandara selama enam tahun.

Akan tetapi rincian rencana itu masih dibahas.

 

Baca Juga: Rusia Rilis Video Jet Tempur Terbang di Atas Kapal Perang HMS Defender Inggris di Laut Hitam



"Saat ini, kami sudah hadir di sana dan tidak mungkin bagi kami untuk mengirim tentara ke sana dengan cara apa pun sekarang," kata Akar, merujuk pada sekitar 500 tentara Turki yang ambil bagian dalam misi NATO.

“Ketika upaya ini selesai dalam periode mendatang, tindakan yang diperlukan akan diambil dan itu akan menjadi rencana,” katanya, seraya menambahkan masalah itu akan dibahas dengan delegasi AS di Ankara pada hari Kamis, 24 Juni 2021.

Hubungan antara Turki dan sekutunya NATO telah tegang karena sejumlah masalah.

Mulai dari pembelian pertahanan Rusia oleh Ankara hingga perbedaan kebijakan di Suriah, Libya, Mediterania timur, dan atas hak asasi manusia.

 

Baca Juga: Pasukan Pertahanan Rakyat Myanmar Antikudeta Dibekuk Militer, Senjata Disita

Halaman:

Editor: Chris Dale

Sumber: REUTERS


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x