ISU BOGOR - Amerika Serikat (AS) tak bisa tahan lagi atas kabar kekerasan yang terjadi antara militer dengan rakyatnya sendiri akibat gonjang-ganjing kudeta terhadahap Aung San Suu Kyi pada, Senin, 1 Februari 2021.
Kedutaan Besar AS di Myanmar mengatakan di Twitter bahwa mereka melacak laporan pertempuran di Kota Mandalay Myanmar dan segera menyerukan penghentian kekerasan.
Militer telah menggunakan artileri dan serangan udara dalam menanggapi serangan gerilya terhadap tentara di tempat lain di Myanmar, yang telah menyebabkan korban di kedua sisi dan eksodus puluhan ribu orang.
Baca Juga: TERBARU: Milisi Antikedeta Myanmar Dianggap Teroris, 10 Mobil Lapis Baja Militer Gerebek Markas
Seperti diketahui, Majelis Umum PBB pada Jumat, 22 Juni 2021 menyerukan penghentian aliran senjata ke Myanmar dan mendesak militer untuk menghormati hasil pemilihan November 2020 dan membebaskan tahanan politik, termasuk Aung Suu Kyi.
pemimpin terpilih hasil pemilihan umum, Aung Suu Kyi menghadapi berbagai tuduhan termasuk penghasutan, korupsi, dan pelanggaran rahasia resmi.