Kudeta Militer Myanmar Memasuki Perang Politik, Pembantaian 25 Warga Sipil Viral Dituduhkan ke Kelompok Etnis

- 18 Juni 2021, 15:45 WIB
Seorang Biksu di Myanmar Rela Meninggalkan Tugasnya Sebagai Biksu, Demi Melawan Kudeta Militer Myanmar
Seorang Biksu di Myanmar Rela Meninggalkan Tugasnya Sebagai Biksu, Demi Melawan Kudeta Militer Myanmar /Setn

Tak tahan dengan tuduhan junta militer Myanmar, Organisasi Persatuan Nasional Karen yang merupakan sayap politik KNDO mengatakan dalam sebuah surat tertanggal 16 Juni bahwa penyelidikannya akan membuktikan kebenaran.

"Persatuan Nasional Karen mengikuti Konvensi Jenewa yang tidak menerima pembunuhan warga sipil selama pertempuran bersenjata," katanya.

Sementara itu, Surat kabar Global New Light of Myanmar yang dikelola pemerintah dan militer menyebutkan Myawaddy Television minggu ini menunjukkan gambar-gambar yang tampak seperti 25 mayat di pembukaan hutan.

 

Baca Juga: Luncurkan Serangan Udara Baru di Gaza, Militer Israel: Siap Dimulai Kembali Permusuhan

 

Mereka mengatakan mayat para pria yang mencakup 10 anak-anak dan enam wanita itu bekerja di sebuah jembatan di Distrik Myawaddy dan diduga diculik pada 31 Mei 2021 oleh sebuah kelompok.

Surat kabar Global New Light of Myanmar itu melaporkan 7 mayat warga ditemukan pada 11 Juni 2021, satu terbakar dan yang lainnya dengan tangan terikat di belakang punggung mereka. Ada pula 18 mayat lainnya ditemukan pada hari berikutnya.

Media lainnya yang dikelola junta, MRTV dalam siaran berita malamnya menganggap pembakaran itu sebagai "teroris" dan mengatakan banyak media yang menjajakan berita palsu dengan menyalahkan api pada pasukan keamanan.

 

Halaman:

Editor: Chris Dale


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah