Negara Barat Gencar Beri Sanksi Militer Myanmar, ASEAN Pilih Diplomasi, Begini Reaksi Junta

- 4 Juni 2021, 15:05 WIB
Tanggkapan layar foto Menteri Luar Negeri Brunei Darussalam Erywan Yusof.
Tanggkapan layar foto Menteri Luar Negeri Brunei Darussalam Erywan Yusof. /Chris Dale

"Orang-orang di Myanmar membutuhkan bantuan dan perlindungan mendesak," kata Maurer, menurut pernyataan ICRC yang dikutip IsuBogor.com dari Reuters, Jumat, 4 Juni 2021.

Dalam pertemuan itu dikatakan Maurer mengemukakan masalah 'penggunaan kekuatan selama operasi keamanan' dan berusaha membuat akses kemanusiaan yang lebih baik ke daerah konflik Myanmar.

Salah satunya, memulai kembali kunjungan penjara Komite Palang Merah terhadap Aung Suu Kyi yang diadili dengan berbagai tuduhan.

Mengenai konfirmasi tentang pertemuan tersebut, sayangnya Reuters tidak dapat menghubungi juru bicara junta Militer Myaanmar untuk memberikan komentar.

Baca Juga: Gaduh, BMKG Yakinkan Kabar Potensi Tsunami Tinggi Jawa Timur untuk Mitigasi Bencana

Dikabarkan kantor berita lokal Nikkei mengutip orang-orang yang mengetahui pertemuan itu, Kepala junta "tidak berkomitmen" tetapi dia tidak menolak permintaan Maurer.

Junta militer Myanmar membatasi menanggapi orang-orang yang dianggapnya sebagai ancaman bagi keamanan negara. militer mengklaim jumlah korban tewas lebih rendah daripada yang diberikan oleh kelompok hak asasi manusia dan PBB.***

Halaman:

Editor: Chris Dale


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah