BNPB: Korban Meninggal Bencana di NTT Bertambah Jadi 165 Orang dan 45 Orang Masih Hilang

- 9 April 2021, 21:55 WIB
Momen Presiden Jokowi bersama Warga NTT
Momen Presiden Jokowi bersama Warga NTT /tangkap layar/@Mikaelwilson4/Twitter/
ISU BOGOR - Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Doni Monardo menjelaskan data terbaru dari penanganan bencana di Provinsi NTT yakni korban meninggal bertambah jadi 165 orang dan 45 hilang masih dalam pencarian.
 
Doni Monardo menelaskan 165 orang itu tersebar di beberapa daerah dengan rincian, Flores Timur 71 orang dan 5 orang masih hilang.
 
"Flores Timur belum ada perubahan dari data sebelumnya. Kemudian untuk Kabupaten Lembata 43 ada penambahan 3 orang yang hilang sudah ditemukan dalam kondisi meninggal. Sehingga korban meninggal menjadi 46 orang dan masih hilang 22 orang," kata Doni Monardo dalam keterangan pers virtualnya, Jumat malam 9 April 2021.
 
 
 
Selanjutnya, untuk Kabupaten Alor juga bertambah satu orang, semula 27 orang saat ini menjadi 28 orang dan yang hilang tinggal 13 orang.
 
"Kemudian Malaka tetap 6 orang dan hilang tidak ada. Sedangkan Kabupaten Kupang ditemukan satu orang jenazah wanita hari ini, sehingga menjadi 4 orang yang meninggal dunia," katanya.
 
Selanjutnya, Kota Kupang tidak ada penambahan korban meninggal yakni jumlahnya tetap 6 orang dan tidak ada yang hilang. Untuk Kabupaten Ende dan Sikka masing-masing yang meninggal tetap 1 orang. 
 
 
 
"Adapun Kabupaten Sabu Raijua jumlah yang meninggal tetap yaitu 2 orang. Tapi ada penambahan 5 orang yang hilang,"  katanya.
 
Sedangkan untuk Kabupaten Rote Ndau, semula dilaporkan ada dua yang meninggal ternyata hasil terakhir laporan dari Bupati, yang meninggal nihil.
 
"Termasuk juga Kabupaten Ngada yang semula dilaporkan satu orang meninggal ternyata yang dilaporkan tersebut masih hidup. Jadi di Kabupaten Ngada tidak ada yang meninggal," katanya.
 
 
 
Terkait personil TNI-Polri dan Basarnas ditambah dengan relawan dari berbagai organisasi telah melakukan berbagai upaya untuk membantu melaksanakan evakuasi terhadap korban meninggal.
 
"Berkat kerjasama dengan komponen bangsa terlihat dengan baik, beberpa daerah yang semula sulit dijangkau, karena dukungan cuaca yang baik selama dua hari terakhir hampir semua daerah bisa terlayani," katanya.
 
Mengenai, kebutuhan logistik yang ada tahap pertama sudah disalurkan langsung ke seluruh daerah terdampak. 
 
"Sehingga posko-posko yang mengumpulkan dan menerima barang saat ini sebagian besar sudah kosong," katanya.
 
Adapun, dari unsur Mabes Polri juga sudah menurunkan 12 orang psikolog untuk membantu trauma healing untuk daerah yang terdampk terutama Adonara, Lembata dan juga Alor.
 
"Berdasarkan laporan dari Bupati Sabu Raijua terjadi kerusakan yang cukup massif sehingga memerlukan bantuan segera. Oleh karenanya kehadiran KRI Ahmad Yani yang sekarang akan menuju Kupang untuk melakukan refilling," katanya.
 
Adapun langkah selanjutnya KRI Ahmad Yani besok akan diprioritaskan untuk membawa logistik, atau kebutuhan-kebutuhan yang tadi sudah dilaporkan bapak Bupati, bapak Gubernur.
 
"Kita optimalkan logistik dan kebutuhan untuk perbaikan bangunan rumah rumah warga yang terdampak maka disiapkan juga personil TNI-Polri untuk memperkuat Kabupaten Sabu Raijua," katanya.
 
Sedangkan untuk daerah pulau Padar, Sabu Raijua dan Sumba Timur yang mengalami kesulitan listrik, BNPB akan segera melakukan kordinasi dengan PLN pusat agar mendapatkan dukungan tambahan.
 
"Sehingga pelayanan listrik yang sempat terkendala bisa berjalan lebih baik lagi," katanya.
 
Sementara itu, untuk tenaga medis hingga saat ini belum ada kesulitan atau kekurangan. Sebab Kementerian Kesehatan (Kemenkes) bekerjasama dengan semua lembaga sudah memfasilitasi, terutama dokter-dokter ortophedi dan anestesi.
 
"Untuk obat-obatan belum ada keluhan, walaupun pemerintah pusat dari Kemenkes telah menyiapkan dukungan, tapi belum ada permintaan khusus.
 
"Kemudian hari ini juga ada kapal yang membawa jembatan Beli itu sudah tiba di Bima NTB, untuk menurunkan jembatan Beli, yang akan dipasang atau digunakan di wilayah Bima," jelasnya.
 
Untuk transportasi udara, kata Doni, Mabes Polri juga menurunkan satu unit helikopter yang nanti akan disiagakan di Larantuka.
 
"Kemudian Mabes TNI akan menambah KRI Semarang yang nanti akan melayani pengobatan dan lain sebagainya bagi warga yang terdampak," jelasnya.
 
Mengenai fasilitas lain yang perlu mendapat atensi yaitu BBM yang sudah mulai kurang di Rote Ndau dan Sabu Raijua serta di Sumba Timur.
 
"Ini juga akan kami informasikan ke pertamina pusat sehingga pertamina pusat bisa dapatkan pasokan yang lebih cepat," jelasnya.
 
Kemudian juga Telkomsel beberapa jaringan dari beberapa daerah terutama di Sabu Raijuua mengalami hambatan serta Sumba Timur ini juga akan kami informasikan.
 
"Bandara yang ada di Sabu Raijua dan juga di Sumba Timur kita harapkan akan bisa segera mendapatkan perbaikan sehingga bisa didarati pesawat sebagaimana sebelum terjadinya bencana badai tropis siklon ini," katanya.
 
Presiden Kunjungi Lembata dan Adonara
 
Terkait kunjungan Presiden Jokowi ke lokasi bencana di Lembatan dan Adonara, kata Doni, preside memerintahkan Menteri PUPR, Gubernur, Bupati serta Kepala BNPB untuk mempecepat proses pembangunan, terutama rumah warga yang rumahnya mengalami rusak berat.
 
"Salah satu upaya adalah merelokasinya perumahan warga dari tempat yang masih memiliki risiko terjadinya bencana. Jadi perintah presiden adalah untuk melakukan relokasi bagi wraga yang pemukimannya tidak memungkin lagi untuk dibangun kembali," jelasnya.
 
Maka dari itu, kata Doni, pihaknya bersama Gubernur dan Bupati, bahwa konsep relokasi ini harus menyiapkan tim terpadu, untuk program sosialisasi yang terdiri dari, tokoh agama, tokoh masyarakat dan juga sejumlah pakar di bidang antropolog dan sosisolog serta budayawan.
 
"Sehingga ketika program relokasi dilakukan, masyarakat bisa senang hati mengikuti program pemerintah," jelasnya.
 
Kemudian pemerintah daerah juga bertanggungjawab untuk menyiapkan tempat yang baru, sehingga pemerintah pusat melalui Kementerian PUPR bisa langsung melakukan pembangunan.
 
"Adapun untuk rumah rusak berat dan ringan, yang ada di insitu atau tempat semula itu akan menjadi tanggungjawab BNPB dimana pemerintah pusat melalui BNPB akan menyalurkan dana sebesar Rp50 juta," pungkasnya.***
 

Editor: Iyud Walhadi


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x