ISU BOGOR - Aparat polisi Myanmar telah menembaki para pengunjuk rasa dan menewaskan sedikitnya 10 orang.Kudeta militer masih berlangsung dan demotrasi terus dilakukan menantang junta militer.
Dikutip Reuters, Minggu 28 Februari 2021 malam, petugas medis mengatakan hari paling mematikan sejak unjuk rasa menentang kudeta militer pun dimulai.
Kematian dilaporkan di Yangon, Dawei dan Mandalay, karena polisi menggunakan peluru tajam, peluru karet dan gas air mata.
Baca Juga: Polisi Myanmar Bebaskan Jurnalis Jepang Saat Liput Unjuk Rasa
Pasukan keamanan memulai penumpasan demonstran dengan kekerasan pada Sabtu 17 Februari 2021, setelah berminggu-minggu protes damai menentang pengambilalihan militer 1 Februari.
Para pemimpin pemerintah, termasuk Aung San Suu Kyi, telah digulingkan dan ditahan.
Rekaman media sosial sejak Minggu menunjukkan pengunjuk rasa melarikan diri ketika polisi menuduh mereka. Penghalang jalan sementara didirikan, dan beberapa orang dibawa pergi dengan kondisi berlumuran darah.
Baca Juga: Hasil Liga Inggris: Sempat Tertinggal, Arsenal Balikkan Keadaan 1-3 Lawan Leicester
Tindakan keras polisi makin meluas pada hari Minggu ketika para pemimpin kudeta berusaha untuk membatalkan kampanye pembangkangan sipil yang tidak menunjukkan tanda-tanda akan berakhir.