kabar Baik, Vaksin Dikembangkan Oxford Inggris Diklaim Sukses Cerah Virus Corona

23 November 2020, 21:32 WIB
Ilustrasi vaksin Covid-19 /Doc. Times of India/

ISU BOGOR - Universitas Oxford, Inggris mengeluarkan laporan mengklaim vaksin yang dikembangkan sukses mencegah gejalan virus corona atau covid-19.

Berdasarkan laporan yang diterima Reuters, Senin 23 November 2020. Data menunjukkan tingkat proteksi yang diberikan mencapai 70%, tetapi para peneliti mengatakan angka itu bisa mencapai 90% dengan menambah dosis.

Hasil penelitian dan pengembangan ini bisa dibilang sukses, meskipun sudah didahului oleh vaksin buatan perusahaan farmasi Pfizer dan Moderna dengan tingkat keberhasilan 95%.

Baca Juga: Kenali Beragam Penyakit Ikan Cupang dan Cara Mengobatinya, Dropsy Paling Berbahaya !

Namun, patut dicatat bahwa vaksin buatan Oxford lebih murah dan lebih mudah penanganannya dibandingkan dua vaksin tersebut sehingga juga lebih mudah didistribusikan ke seluruh dunia.

Vaksin Oxford ini dinilai akan menjadi kunci penanganan pandemi Covid-19 secara global, kalau sudah disetujui oleh lembaga berwenang.

"Pengumuman hari ini membawa kita selangkah lebih dekat menuju era di mana kita bisa menggunakan vaksin untuk mengakhiri bencana yang disebabkan oleh virus ini," kata kepala pengembangan vaksin Oxford Profesor Sarah Gilbert.

Baca Juga: Pandemi Corona Cetak Pengangguran di Indonesia Menjadi 9 Juta Orang

Pemerintah Inggris Raya telah memesan 100 juta dosis vaksin Oxford.

Perusahaan mitra produksi AstraZeneca menyampaikan mereka akan memproduksi 3 miliar dosis untuk penggunaan global mulai tahun depan.

Perdana Menteri Boris Johnson menyebut perkembangan ini sebagai “kabar yang sangat menggembirakan” dan “fantastis”.

Vaksin ini dikembangkan dalam 10 bulan, proses yang umumnya butuh satu dekade.

Baca Juga: Milen Cyrus Akhinya Ditahan di Sel Pria Karena Narkoba, Ini Nama Asli Keponakan Ashanty di KTP

Uji coba melibatkan lebih dari 20.000 sukarelawan di Inggris Raya dan Brasil.

Secara keseluruhan, ada 30 kasus Covid di antara responden yang mendapat dua dosis dan 101 kasus di antara mereka yang hanya mendapat suntikan vaksin palsu.

Ini merupakan praktik standar untuk memberikan vaksin palsu di antara responden dan mereka tidak diberi tahu mana yang dapat bakal vaksin asli mana yang palsu untuk menjamin hasil yang independen.

Baca Juga: Jokowi Minta Cuti Bersama Idul Fitri, Natal, Tahun Baru di Akhir Tahun Diperpendek

Para peneliti yang terlibat mengatakan 70% sukarelawan akhirnya terproteksi oleh vaksin tersebut, lebih efektif dibandingkan vaksin flu biasa.***

Dari hasil keseluruhan, tidak seorang pun dari responden dengan bakal vaksin asli yang terkena gejala Covid parah atau harus opname.

Profesor Andrew Pollard, yang mengepalai penelitian ini. mengatakan dia sangat gembira dengan hasilnya, dan menyimpulkan dengan kalimat: "Ini artinya kita sudah punya vaksin untuk dunia.”

Baca Juga: Hina Brimob Kacung China saat Bongkar Baliho Rizieq di Medsos, Pemuda di Bogor Ditangkap Polisi

Tingkat proteksi ini bahkan mencapai 90% pada sekitar 3.000 responden khusus yang pertama menerima dosis separuh dan baru mendapat dosis penuh untuk yang kedua kalinya.

Pollard menjanjikan akan lebih banyak lagi dosis yang diproduksi untuk didistribusikan ke seluruh dunia.

Jumlah pengidap tanpa gejala yang mendapat vaksin ini juga berkurang drastis.

Editor: Chris Dale

Sumber: Reuters

Tags

Terkini

Terpopuler