Bubur Asyura: Sejarah, Makna, dan Cara Membuat

- 27 Juli 2023, 19:48 WIB
Bubur asyura merupakan salah satu tradisi yang sangat mengakar di sebagian umat Islam, khususnya di Indonesia saat bulan Muharram.
Bubur asyura merupakan salah satu tradisi yang sangat mengakar di sebagian umat Islam, khususnya di Indonesia saat bulan Muharram. /
ISU BOGOR - Bubur asyura merupakan salah satu tradisi yang sangat mengakar di sebagian umat Islam, khususnya di Indonesia saat bulan Muharram.

Dalam masyarakat Aceh, tradisi ini biasanya disertai dengan proses pembuatan bubur asyura.

"Masyarakat Aceh memaknai bulan Muharram dengan melakukan berbagai kegiatan secara meriah yang bertujuan sebagai wujud rasa syukur kepada Allah SWT,"Pakar Ilmu Sosial dan Budaya IAI Al-Aziziyah Samalanga, Aceh, Tengku Muhammad Aminullah yang dikutip dari laman NU Online, Kamis, 27 Juli 2023.

Baca Juga: 12 Amalan dan Dzikir yang Dianjurkan pada 10 Muharram

"Salah satu yang biasa dilakukan dan menjadi ciri khas perayaan bulan Muharam adalah dengan memasak bubur Asyura dalam panci besar," tambahnya.

Sejarah Bubur Asyura

Aminullah menjelaskan soal sejarah bubur asyura itu sendiri berasal zaman Nabi Nuh as dan para pengikut beliau turun dari kapal.
 
Mereka mengadu kepada Nabi Nuh bahwa mereka dalam keadaan lapar sedangkan bekal mereka sudah habis.
 

Maka Nabi Nuh AS memerintahkan mereka untuk membawa sisa perbekalan yang mereka miliki.

Maka ada dari mereka yang hanya memiliki satu genggam gandum, ada yang hanya memiliki sisa satu genggam kacang adas, ada yang hanya memiliki satu genggam kacang dan ada yang membawa satu genggam kacang homs sehingga ada tujuh jenis biji-bijian yang terkumpulkan.

"Kemudian Nabi Nuh as memasak semuanya dalam satu masakan sehingga jadilah makanan sejenis bubur. Mereka makan bubur tersebut dan mencukupi untuk mengenyangkan semua pengikut beliau," jelasnya.

Makna Bubur Asyura

Lebih lanjut, Aminullah mengatakan masyarakat Aceh yang terkenal dengan nilai-nilai keagamaan dan tradisi keseharian menyebut tradisi memasak bubur asyura sudah seperti keharusan.
 

Artinya tradisi ini suatu hal yang tidak boleh dialpakan momen hari Asyura (10 Muharram) yang dilakukan dengan berbagai acara, salah satu yaitu patungan (meuripee).

"Proses memasaknya di lakukan di tempat umum dengan porsi yang besar. Bubur asyura nantinya akan dibawa pulang ke rumah masing-masing, dibagikan kepada tetangga, dan bahkan menjadi menu "wajib" untuk berbuka puasa Asyura (10 Muharram)," ujar Wakil Ketua PCNU Bireuen itu.

Cara Membuat

Tak hanya itu, ia menjelaskan, bahan-bahan untuk melaksanakan tradisi bubur asyura di setiap wilayah Aceh boleh saja berbeda.

Namun, ada satu yang membuatnya sama, yaitu ia menjadi sarana dalam mempererat silaturahmi antar warga.

Halaman:

Editor: Iyud Walhadi


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x