ISU BOGOR - Hebohnya fenomena Lintang Kemukus atau biasa disebut sebagai komet yang terjadi di langit Jawa akhirnya ditanggapi pihak Lembaga Antariksa dan Penerbangan Nasional (LAPAN).
Meski demikian, LAPAN melalui Peneliti Pusat Sains Antariksa (Pussainsa) Emanuel Sungging menyatakan pihaknya belum bisa memastikan nama jenis benda luar angkasa yang dikenal masyarakat sebegai fenomena Lintang Kemukus, pada Sabtu malam 10 Oktober 2020.
"Kalau istilah tradisional untuk bintang berekor, bisa meteor bisa komet. Karena nenek moyang kita hanya melihat tanpa mempelajari perbedaan keduanya," paparnya saat dikonfirmasi terkait fenomena Lintang Kemukus yang sempat meramaikan jagat maya, Selasa 13 Oktober 2020.
Baca Juga: Fenomena Cleret Taun Muncul di Waduk Gajah Mungkur Wonogiri, Belalai Air Peringatan Awal Tahun
Baca Juga: Lintang Kemukus Menurut Kosmologi Jawa Dulu dan Sekarang, Tanda Konflik dan Kehidupan Susah
Baca Juga: Fenomena Komet Lintang Kemukus di Belahan Dunia, Mitos Pertanda Perang Sampai Isu Kiamat
Ia menjelaskan meteor atau bintang jatuh merupakan batu luar angkasa yang memasuki atmosfer Bumi dengan mengalami proses penguapan.
"Sedangkan komet adalah sebongkah benda luar angkasa yang mengandung es, batu, serta serpihan debu. Jadi fenomena (Lintang Kemukus) kali ini kemungkinan adalah meteor karena kejadian fenomena ini berbarengan dengan berbagai puncak hujan meteor," jelasnya.
Pihaknya memastikan bahwa hujan meteor ini tidak berbahaya dan sebuah fenomena lumrah terjadi. Meski normal terjadi, Fenomena Lintang kemukus ini sebetulnya sudah sering terjadi hanya saja tak terlihat lantaran adanya polusi di langit.