"Itu nanti kalau mau ke sekuritisasi akan ketahuan harganya kemahalan, harganya nggak. Sulit untuk di sekuritisasi, karena apa ya itu mentang-mentang ada penugasan, numpang. Ini yang harus kita hindari, kalau kebangetan ya akan saya lakukan tindakan," kata Jokowi.
Melihat hal tersebut, Pengamat Politik Rocky Gerung menilai sikap presiden memarahi anak buahnya dalam hal ini di lingkungan Kementerian BUMN--Pertamina dan PLN sebagai bentuk frustasi.
Baca Juga: Ulama Ditangkap Densus 88 Antiteror, Rocky Gerung: Upaya Menutupi Korupsi PCR
"Kalau nggak frustasi, ya putus asa itu, dua-duanya menimbulkan politainment juga, karena kita menonton seseorang yang punya kemampuan untuk mengatur kabinetnya, mesti marah-marah di depan publik," katanya di Channel YouTube Rocky Gerung Official.
Rocky Gerung menilai itu potret ketidakmampuan dan ketidakberanian Jokowi untuk menindak tegas para menteri yang tidak bisa bekerja membereskan masalah birokrasi.
"Sebetulnya diem aja di kabinet, terus mulai pecat satu-satu secara diem-diem, ini mesti marah-marah dulu nih, ya tentu konteksnya adalah beliau sebagai presiden jengkel, kenapa menterinya berani mengkritik dia," ungkap Rocky Gerung.
Sebab, kata Rocky Gerung, sebelumnya Erick Thohir sempat membuka aib Jokowi tentang kebijakan harga tes PCR untuk perjalanan.
"Kan secara tidak langsung, Erick Thohir mau mengatakan yang memutuskan harga PCR itu bukan saya, juga bukan pasar, tapi kehendak presiden, karena presiden yang memimpini kabinet," sindir Rocky Gerung.***