ISU BOGOR - Pengamat Politik Rocky Gerung menilai peristiwa sejumlah ulama ditangkap Densus 88 Antiteror Polri sebagai bentuk otoritarianisme dan bagian dari upaya menutupi isu korupsi PCR.
"Jadi saya barusan baca beberapa artikel dalam minggu ini, Indonesianistery Australia, yang menunjukan dua hal sedang berlangsung yaitu satu, menuju arah otoritarianisme," katanya di Channel YouTube Rocky Gerung Official, Rabu 17 November 2021.
Selanjutnya, yang kedua kata Rocky Gerung, Indonesia menuju satu partai, sehingga sebetulnya yang terjadi tentang ulama ditangkap Densus 88 Antiteror ini seolah-olah mau mengingatkan kembali bahwa ada radikalisme.
"Memang istana ini ada bagian lain dari istana yang tidak menghendaki kehidupan berwarganegara berdasarkan basis-basis kultural," jelas Rocky Gerung.
Jadi, kata Rocky Gerung, Islam akan selalu disodorkan ketika tidak ada isu. Maka disodorkanlah isu-isu Islam.
"Jadi pemerintah betul-betul main cuma di dua bidang itu aja, atau dia menutupi korupsi atau dia justru dalam upaya menutupi korupsi dan termasuk PCR ini disodorkan isu baru soal radikalisme," kata Rocky Gerung.
Sehingga yang menjadi korban dari upaya menutup kasus korupsi, kata Rocky Gerung adalah yang senapas dengan Habib Riziek Shihab.