Bloomberg Nilai Penanganan COVID-19 Indonesia Paling Buruk, Rocky Gerung Sebut Negara Gagal

- 30 Juli 2021, 13:29 WIB
Bloomberg Sebut Penanganan COVID-19 Paling Buruk, Rocky Gerung: Indonesia Sudah Jadi Negara Gagal
Bloomberg Sebut Penanganan COVID-19 Paling Buruk, Rocky Gerung: Indonesia Sudah Jadi Negara Gagal /Instagram/@rocky.gerung @jokowi

ISU BOGOR - Pengamat Politik Rocky Gerung mengaku ironis dengan penilaian dunia internasional yang menyebut penanganan COVID-19 di Indonesia paling buruk.

"Itu fakta yang tidak mungkin lagi disulap melalui pernyataan pers dari istana. Biasanya istana muter-muter ya, tapi ini sudah diputuskan oleh internasional bahwa Indonesia ini adalah negara gagal," ungkapnya dalam Channel YouTube Rocky Gerung, Jumat 30 Juli 2021.

Lebih lanjut, Rocky Gerung menyebut setelah dicap penanganan COVID-19 paling buruk dampaknya investor asing akan kabur dari Indonesia.

Baca Juga: Rocky Gerung Sentil DPR: Tidak Lagi Menjalankan Fungsi Kontrol Terhadap Pemerintah

"Jadi kita mesti lihat bahwa orang asing yang akhirnya menghentikan bisnisnya di Indonesia, tidak sekedar melihat potensi COVID-19, atau bukan sekedar takut karena virus COVID-19, tapi juga takut melihat perkembangan politik," ungkap Rocky Gerung.

Sebab, kata Rocky Gerung, politik kapan saja bisa terjadi guncangan. Sebab, jika dideteksi secara mendalam keresahan itu ada di semua pojok kota hari ini.

"Sekarang sudah mulai tumbuh semacam persaingan opini soal, apakah bangsa ini bisa diselamatkan dan istana selalu reaktif," papar Rocky Gerung.

Baca Juga: Sindir Buya Syafi'i soal Buzzer Pemerintah, Rocky Gerung: Buzzer Itu Bertentangan dengan Pancasila

Reaktif istana yang dimaksud adalah menganggap orang yang mengeluarkan opini menyelamatkan bangsa seolah ingin mengganti kekuasaan.

"Ini fakta-fakta sosiologi tidak pernah diperhatikan oleh publik, jadi ini sebetulnya yang membuat kita menganggap bahwa kemampuan istana untuk bahkan mengenali potensi konflik itu tidak punya lagi," ungkap Rocky Gerung.

Jadi, lanjut Rocky Gerung, Presiden Jokowi terlihat kehilangan grift atau pegangan terhadap kondisi politik.

Baca Juga: Perpanjangan PPKM Level 4 Timbulkan Kekacauan, Rocky Gerung: Tidak Terjadi Jika UU Kekarantinaan Diterapkan

"Partai-partai koalisi dia sendiri sekarang sudah terpecah belah. Itu menunjukan bahwa sudah, potensi pembusukannya memang sudah sedang berjalan," kata Rocky Gerung.

Seperti diketahui, Bloomberg melaporkan skor ketahanan terhadap Covid-19 Indonesia merosot ke peringkat paling buntut.

Indonesia mendapatkan 40,2 poin sehingga menempati 53 dunia hingga 27 Juli 2021. Posisinya turun empat peringkat dari laporan sebelumnya.

Baca Juga: Kritik Jokowi soal PPKM Level 4 Diperpanjang, Rocky Gerung: Kekacauan Pasti Terjadi

Bloomberg menilai, Indonesia paling lama dalam proses membuka akses pembatasan. Beberapa hal menjadi soal, seperti angka kematian akibat COVID-19 yang tinggi, lebih dari 1.300 orang meninggal tiap harinya.

Belum lagi persoalan pasokan vaksin yang tak memenuhi kebutuhan. Hingga kini baru 11,9% masyarakat yang telah mendapat vaksin COVID-19.

Tingkat keparahan pembatasan wilayah atau lockdown sebesar 69 poin. Sementara, kapasitas penerbangan turun 56,8%.

Posisi Indonesia tak berbeda jauh dengan negara-negara Asia Tenggara lainnya, seperti Malaysia dan Filipina. Kedua negara itu mengumpulkan 42,5 dan 45,5 poin.

Bahkan, Direktur Umum Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Tedros Adhanom berpendapat, kondisi ini menggambarkan bencana kegagalan moral dalam akses vaksin.***

Editor: Iyud Walhadi


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x